Kamis, 30 November 2017

Believe - Seven Widows (2017)

Dalam perjalanan pulang, sebuah paket baru tiba-tiba muncul dimejaku. Sebuah album baru dari Believe. Believe adalah sebuh group neo-prog dari Polandia yang berhubungan dengan gitaris Collage, Mirek Gil dengan beberapa musisi. Uniknya seperti juga Collage mereka membawakan lagu-lagunya dalam bahasa Inggris sehingga lebih mudah diterima.
Album Believe yang berjudul Seven Widows ini mungkin merupakan antagonis dari Six Wives -nya Rick Wakeman, hehe. Sebetulnya tidak jelas apa maksud dari seven widows disini, tapi yang jelas ada 7 lagu yang berjudul Widow 1 hingga 7. Setiap lagu berdurasi lebih dari 5 menit, bahkan ada 2 lagu yang mempunyai durasi lebih dari 10 menit. Sangat neo-prog, berbagai elemen prog dimasukkan dan ditata secara apik. Permainan gitar Mirek Gil sangat melankolis, walau kadang-kadang terasa melengking. Rhythm section juga enak sekali, drum yang ditabuh Qba terasa gagah dan mantap. Violin yang dimainkan Satomi juga mampu mengisi ruang-ruang yang kosong.


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. Widow I
2. II
3. III
4. IV
5. V
6. VI
7. VII

Line-up / Musicians
- Lukasz Ociepa / vocals
- Mirek Gil (Collage) / lead guitar
- Przemas Zawadzki / bass guitar
- Robert "Qba" Kubajek / drums
- Satomi / violin, keyboards


Releases information
Format: CD, Vinyl, Digital
October 25, 2017

Offering - Concert Triton (2013)

Album yang masuk ke pemutar musikku kali ini adalah sebuah album live dari Offering yang berjudul Concert Triton dan dirilis tahun 2013. Untuk anda yang baru mendengar Offering mungkin perlu saya ingatkan bahwa Offering adalah group Zeuhl Perancis yang merupakan salah satu proyek dari Christian Vander. Christian Vander adalah seorang jenius musik yang merupakan motor dari group Magma yang sangat terkenal dengan legenda Kobaia di tahun 90an dan masih aktif hingga sekarang. Oleh karenanya tidak mengherankan bahwa Offering juga membawakan lagu-lagu dengan berbagai bahasa termasuk Inggris, Perancis dan Kobaian. Offering mengeluarkan beberapa album seri mereka akhir periode 80-90an, sehingga album live mereka yang dirilis 2013 ini sungguh diluar dugaan saya. Ternyata hingga tahun 2013 mereka masih mengadakan pertunjukan dan menurut saya penampilan mereka sangat prima.
Vokal solo Christian Vander yang menyanyi, bergumam, menggeram atau bahkan berteriak sangat kuat dan tak tergantikan. Pada beberapa bagian malah Christian seperti merapal mantera-mantera yang menyihir kita hingga duduk terdiam keasyikan. Begitu juga vokal wanita yang mungkin adalah istrinya sendiri yaitu Stella Vander sangat merdu, klasikal dan penuh warna. Musiknya sendiri menghipnotis dan gelap. Tidak segelap Magma memang, tapi Offering tetap menyembunyikan misteri, walau ada kecenderungan minimalistik. Perpaduan piano dan drum sangat kompak dan penuh mengisi setiap ruang kosong. Mutu rekaman sendiri sangat baik. Penonton cukup tertib walau ada juga bagian yang sangat kegirangan. Walaupun beberapa teman menganggap Offering tidak sedahsyat Magma tapi menurut saya mereka tetap jempolan kok.....


Live, released in 2014

Songs / Tracks Listing
CD 1 (54:23)
1. Offering (9:58)
2. Joïa (24:59)
3. Tïlïm M'dohm (2:55)
4. Love In The Darkness (8:55)
5. Auroville (7:36)

CD 2 (64:20)
1. La Nuit Du Chasseur (1:43)
2. Les Vagues (2:25)
3. Another Day (Part 1) (29:45)
4. Le Temps A Passé (2:41)
5. Another Day (Part 2) (12:51)
6. An Bara Wa (8:32)
7. Ehn Deïss (6:23)
  
Line-up / Musicians
- Jean-Marc Jafet / Bass, Percussion
- Philippe Gleizes / Drums
- Pierre Marcault / Percussion
- Frédéric d'Oelsnitz / Piano, Electric Piano, Keyboards, Percussion
- Tony Paeleman / Piano, Electric Piano, Keyboards, Percussion
- Christian Vander / Vocals, Drums
- Hervé Aknin / Vocals, Percussion
- Isabelle Feuillebois / Vocals, Percussion
- Stella Vander / Vocals, Percussion, Flute

Releases information
2CD+DVD Seventh Records VDA9 (2014 France)

Selasa, 28 November 2017

King Crimson - Deception of Thrush (1999)

Album live ini sebenarnya agak sulit bila dibayangkan sebagai album live King Crimson (KC), karena sama sekali tidak memainkan lagu KC, tetapi memainkan serangkaian jamming yang disebut Projekcts, dan direkam secara live dengan penonton sungguhan. Ide dasar Projekcts adalah beberapa anggota KC (3 atau 4 orang) bermain jam bersama dan proses kreativitas itu dapat disaksikan oleh penggemarnya secara langsung. Ada 4 Projekcts, album ini merupakan kompilasi dan disebut sebagai pengantar untuk ke empat Projekcts tersebut
Terus terang idenya menarik tapi mungkin sulit membayangkan penonton menyaksikan KC tanpa mendengarkan lagu KC sama sekali. Tentu para penonton ini adalah para penggemar die-hard KC dan ingin melihat proses kreatif KC secara langsung. Album ini menurut saya sulit sekali digolongkan, ada ecletic, fusion bahkan komponen avant yang menurut seorang teman walaupun bagus tidak bisa diingat karena tidak ada struktur lagu nya. Tapi buat anda yang menggemari KC saat melakukan improvisasi album ini perlu disimak.


   Boxset/Compilation, released in 1999

Songs / Tracks Listing
ProjeKct Three: Masque 1
ProjeKct Three: Masque 2
ProjeKct Three: Masque 3
ProjeKct Three: Masque 4
ProjeKct Three: Masque 5
ProjeKct Three: Masque 6
ProjeKct Three: Masque 7
ProjeKct One: 4 i 1
ProjeKct One: 2 ii 3
ProjeKct One: 4 ii 4
ProjeKct Two: Sus-tayn-Z
ProjeKct Three / Four: The Deception Of The Thrush
ProjeKct Four: 1 Ghost (Part 1)
ProjeKct Four: 2 Ghost (Part 1)
ProjeKct Four: 3 Ghost (Part 1)
ProjeKct Four: 5 Ghost (Part 2)
ProjeKct Four: 6 Ghost (Part 2)
ProjeKct Four: 7 Ghost (Part 2)

Line-up / Musicians

Adrian Belew (V-drums)
Bill Bruford (drums and percussion)
Robert Fripp (guitar)
Trey Gunn (touch guitar, talker)
Tony Levin (basses, Stick)
Pat Mastelotto (electronic traps & buttons)

Releases information

King Crimson/ DGM DGM9915 (1999)

Minggu, 26 November 2017

Marillion - Misplaced Childhood

Album berikutnya yang kunikmati weekend ini adalah album bagus dari Marillion tahun 1985 yang berjudul Misplaced Childhood. Pendapat saya sebenarnya album ini adalah sebuah puisi panjang yang indah dan dinyanyikan oleh Fish dengan sangat baik. Musiknya juga dinamis, berubah seiring suasana hati tokoh utama dan tepat sekali menggambarkan puisi itu.
Mungkin pada saat awal kita akan menyangka bahwa ini adalah sebuah album tentang cinta dan patah hati. Mungkin juga sebenarnya begitu, tapi Marillion bercerita dengan runut dan mengalir tentang pahitnya perjalanan hidup, hingga akhirnya menemukan makna nya kembali.
Maka semestinya puisi, lirik album ini pun penuh dengan simbol, burung Magpie, pelangi, pseudo silk kimono, dan lain-lain. Sepertinya Marillion berusaha mengendapkan semua pengalaman hidupnya dalam album dahsyat ini.
Sekali lagi ini adalah album yang sangat indah, ditulis dengan hati dan tentunya bermakna sangat dalam ......




Studio Album, released in 1985

Songs / Tracks Listing
1. Pseudo Silk Kimono (2:13) 
2. Kayleigh (4:03) 
3. Lavender (2:27) 
4. Bitter Suite (5:53) 
- I. Brief Encounter
- II. Lost Weekend
- III. Blue Angel
- IV. Misplaced Rendez-vous
V. Windswept Thumb
5. Heart Of Lothian (6:02) 
- I. Wide Boy
- II. Curtain Call
6. Waterhole (Expresso Bongo) (2:12) 
7. Lords Of The Backstage (1:52) 
8. Blind Curve (9:29) 
- I. Vocal Under A Bloodlight
- II. Passing Strangers
- III. Mylo
- IV. Perimeter Walk
- V. Threshold
9. Childhoods End? (4:32) 
10. White Feather (2:23) 
Total Time: 41:05

Line-up / Musicians
Fish / vocals
Steve Rothery / guitars
Mark Kelly / keyboards
Pete Trewavas / basses
Ian Mosley / drums, percussion

Releases information
Artwork: Mark Wilkinson with Julie Hazelwood (collage), Robert Mead (model) and Fish (concept)
LP EMI - MRL2 (1985, UK)

Sabtu, 25 November 2017

Genesis - Abacab (1981)

Horeeee.. weekend sudah tiba dan kini waktunya saya dapat mengistirahatkan telinga dan mata, serta sejenak melupakan berbagai pekerjaan kurator yang masih tersisa di meja hingga minggu depan. Hahahaha
Jadi sekarang waktunya saya membuka koleksi-koleksi album lama yang saya sangat sukai dan mendengarkannya dengan santai. Mungkin di kursi sofa yang nyaman, sambil melepas sepatu ditemani secangkir teh lemon hangat.....

Album yang saya pilih saat ini adalah sebuah album lama Genesis dari tahun 1981 yang berjudul Abacab. Album ini entah sudah saya putar berapa kali dalam hidup ini, sangat banyak mungkin hehe. Salah satu album kesukaan saya saat saya masih duduk di bangku sekolah. Bahkan mungkin ini album Genesis pertama yang saya miliki dan membuka pintu pada Progressive Rock. Agak aneh sebetulnya, karena album ini tidaklah dapat mewakili sisi symphonic prog -nya Genesis yang baru saya ketahui kemudian setelah lebih banyak mengeksplorasi album mereka yang lebih tua, terutama pada era Peter Gabriel.
Tahin 80an juga adalah era New Wave dan Punk mulai tampil didunia, jadi saat itu Abacab memang sangat relevan saat itu. Maka bisa dibayangkan, bagaimana reaksi saya sebagai seorang remaja tanggung ketika pertama kali mendengarkan album ini. Wuiiih.... blown away pokoknya.
Album ini sendiri terdiri dari 9 lagu. Lagu kegemaran saya adalah No Reply At All, yang sangat cocok dengan perasaan saat itu, mungkin karena tengah jatuh cinta dan ditolak hahahaha. Permainan trompet Phenix Horns dari Earth Wind and Fire sangat kontroversial untuk group prog rock dan menandai kecederungan perubahan ke arah pop pada album-album selanjutnya. Lagu Abacab sendiri juga sangat bagus. Konon kabarnya nama abacab berasal dari urutan bagian lagu yang terdiri dari bagian A, B dan C yang diurutkan menjadi A - B - A - C - A - B. Lagu-lagu lainnya juga menarik seperti Me and Sarah Jean, Keep It Dark atau Dodo/Lurker yang diselipkan model suara burung Dodo dengan sangat cerdas.

Mungkin banyak orang menganggap album ini mengakhiri era symphonic prog Genesis, tapi buat saya, ini tetap salah satu album mereka yang terbaik.....



Studio Album, released in 1981

Songs / Tracks Listing
1. Abacab (7:01) 
2. No Reply At All (4:40) 
3. Me And Sarah Jane (5:59) 
4. Keep It Dark (4:31) 
5. Dodo / Lurker (7:28) 
6. Who Dunnit? (3:22) 
7. Man On The Corner (4:26) 
8. Like It Or Not (4:57) 
9. Another Record (4:28)
Total Time: 46:52

Line-up / Musicians

- Phil Collins / vocals, drums
- Mike Rutherford / guitars, basses
- Tony Banks / keyboards (Prophet synth)

With:
- The EWF Horns / horns (2)
- Thomas "Tom Tom 84" Washington / horns arrangements (2)

Releases information
Artwork: Bill Smith
LP Charisma ‎- CBR 102 (1981, UK)

Jumat, 24 November 2017

Tangerine Dream - Light Fux (2017)

Album berjudul Light Flux dari Tangerine Dream ini sebenarnya adalah CD bonus yang didapatkan oleh 500 peng-order pertama buku autobiografi Tangerine Dream yang berjudul Force Majeure. Album ini berisi 6 buah lagu TD yang belum dirilis sebelumnya, dimainkan oleh beberapa anggota TD seperti Edgar Froese (Alm), Thorsten Quaeschning, Ulrich Schnauss dan Hoshiko Yamane.
Terus terang lagu-lagunya sangat baik, dan membuat saya bertanya-tanya mengapa lagu-lagu ini tidak dirilis dalam sebuah album tersendiri dan malah menjadi CD bonus saja.
Green Summer Cloud misalnya, sangat khas TD, panjang dan lembut. Lagu berdurasi lebih dari 17 menit ini ditulis oleh Edgar Froese dan Thorsten Quaeschning pada tahun 2007. Penuh arpegiator dan sequencer. Begitu juga dengan Reaching Ravenna yang berdurasi 15 menit. Tak kalah indah, dengan sentuhan gitar Edgar Froese. Tapi lagu yang paling saya sukai di album ini justru lagu yang ditaruh diurutan terakhir: Logos yang direkam ulang tahun 2014, dan dimainakan oleh Edgar Froese, Thorsten Quaeschning dan Ulrich Schnauss. Lagu klasik TD ini sangat cocok dinikmati bersama secangkir teh diruang lounge sebuah bandara, seperti yang saya alami saat ini. Ah.... semoga pasca Edgar masih ada masa depan bagi TD....


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. Green Summer Clouds (17.53)
2. Meteor (6.59) 
3. Tyger 2013 (6.12)
4. Reaching Ravenna (15.12)
5. Nemesis (9.02)
6. Logos 2014 (6.19)
Total time: 61.09


Line-up / Musicians

Edgar Froese
Thorsten Quaeschning
Ulrich Schnauss
Hoshiko Yamane

Releases information
Full album coming along with Edgar's autobiography on Tangerine Dream FORCE MAJEURE. The first 500 customers who were pre-ordering the book got this album for free as an additional bonus.

Kamis, 23 November 2017

Yes - Topographic Drama: Live Across America (2017)

Album yang baru saja mampir dimejaku kali ini adalah dari salah satu group symphonic prog terbesar sepanjang masa yang juga merupakan group kesenanganku sendiri: Yes !
Walaupun sudah ditinggalkan oleh Rick Wakeman,  Jon Anderson bahkan Chris Squire yang meninggal karena sakit (leukemia?), group ini tetap eksis dengan original member Steve Howe dan Alan White. Memang terasa beda sekali Yes tanpa vokal Jon Anderson yang khas. Telah beberapa tahun terakhir Jon Davison yang merupakan vokalis Glass Hammer menggantikan Jon Anderson. Untungnya suara Jon Davison mempunyai nada dasar yang sama jadi Yes tetap bisa menainkan lagu-lagunya dengan nada dasar atau kunci yang sama.
Salah satu ciri khas Yes era Jon Davison ini adalah memainkan satu album Yes penuh dalam pertujukan live nya. Seolah-olah menyatakan pada penggemarnya bahwa mereka tak berubah (termasuk saya!), dan Jon Davison dapat menyanyikan semua lagu Yes dengan baik.
Album kompilasi pertunjukan live di Amerika tahun 2016-2017 ini juga begitu. Yes memainkan seluruh album Drama ditambah beberapa lagu hits klasik. Personal lain selain Jon, Steve Howe dan Alan White adalah Billy Sherwood dan Geoff Downes. Asyik juga mengingat Geoff Downes juga ada dalam formasi Yes saat merekam album Drama tahun 1980.
Dari judul nya kita tahu bahwa Yes juga menampilkan lagu-lagu dari album jempolan Tales from Topographic Oceans. Tapi ada juga lagu-lagu lain Starship Trooper, Roundabout dan Heart Of The Sunrise.
Secara keseluruhan ini album yang bagus, walau saya tetap kehilangan Jon Anderson. Tapi rasanya sangat menyentuh saat Jon Davison berduet bersama Steve Howe menyanyikan Leaves of Green yang merupakan bagian dari Ancient Giant Under The Sun....

Sol, Dhoop
Sun
Ilios
Naytheet
Ah Kin
Saule
Tonatiuh
Qurax
Gunes, Grian
Surie
Ir
Samse...





Rabu, 22 November 2017

KIng Crimson - The Academic Of Music, New York 1972

Salah satu group prog rock yang paling banyak merilis album live selain Pink Floyd adalah King Crimson. Aku teringat beberapa waktu lalu pernah menerima 1 box CD berlabel King Crimson Club (KCC) yang berisi puluhan CD live King Crimson. Album yang kali ini mampir ke mejaku juga merupakan salah satu dari 27 album King Crimson yang dilabel Sailor's Tale. Bayangkan 27 album termasuk 3 album klasis remastered hasil Steve Wilson dan Robert Fripp. Sisanya adalah rekaman live pertunjukan KC di era 1971-1972.
Era ini sangat penting bagi KC karena merupakan akhir era symphonic prog Robert Fripp bersama Peter Sinfield, Ian McDonald, Michael Giles dan Greg Lake. Robert Fripp akan membawa KC ke arah yang lebih ecletic dan futuristik. Lirik Peter Sinfield yang indah dan romantis akan segera ditinggalkan karena KC harus terus berubah.
Rekaman di Academic of Music New York ini sendiri walau dikatakan berasal dari soundboard tapi kualitas kurang prima. Bahkan beberapa lagu terpotong. Ah sayangnya mungkin tidak cocok dipasang di mode shuffle....
Tapi secara umum koleksi ini menarik untuk anda yang ingin mengenal sisi symphonic prog KC yang ever-changing seperti juga diceritakan Sinfield dalam Formentary Lady. Kita memang tak bisa kembali, tapi mungkin bisa mengunjungi sebuah rumah tua yang kita kenal baik dimasa lalu. Seorang Lady pernah tinggal disana. Bermain-main dengan matahari...... 

Formentera Lady, sing your song for me
Formentera Lady, sun lover
Formentera Lady, dance your dance for me
Formentera Lady, dark lover


Selasa, 21 November 2017

Spock's Beard - Snow Live (2017)

Ajang tahunan Morsefest di Nashville, USA, rupanya bisa juga menampilkan kejutan. Tahun lalu Spock's Beard tampil dengan formasi terbaiknya dan menampilkan seluruh akbum Snow secara lengkap. Seperti kita ketahui sebelumnya, saat pembuatan album ini Neal Morse mengalami pencerahan dan kemudian keluar dari Spock's Beard untuk menjalani solo karirnya sebagai musisi gereja yang sangat religius.
Jadi pertemuan Neal Morse dan Alan Morse, Nick D'Virgilio, Ryo Okumoto dan Dave Meros dalam satu panggung ini tentunya sangat berarti bukan hanya bagi penggemarnya tapi juga Spock's Beard sendiri. Album Snow sendiri dikatakan ibarat Lamb Lies Down on Broadway bagi Genesis, sesudah album yang hampir selurub ditulis oleh pimpinan yang sangat mendominasi (Neal Morse),kemudian ditinggalkan, hehe
Tapi 24 tahun kemudian, album ini dimainkan live dan terasa masih sangat relevan dengan Spock's Beard. Tentu saja Neal Morse masih mendominasi, tapi vokalnya tetap prima, begitu juga dengan permainan Spock's Beard. Penonton juga sangat tenang dan hanya memberikan tepukan pada setiap akhir lagu. Mungkin penoton terpesona..... seperti juga kita....



Minggu, 19 November 2017

Emerson, Lake and Palmer - Live at Pocono USA (1972)

Album live Emerson Lake and Plamer ini direkam tahun 1972 disebuah sirkuit balap mobil Pocono Raceway yang terletak di Pensylvania, Amerika. Pocono hingga saat ini masih digunakan untuk salah satu balapan terkenal Nascar.
Walaupun termasuk katagori bootleg, tapi rekaman ELP ini sangat bersih dan jelas didengar tanpa terganggu suara penonton sepeerti rekaman bootleg pada umumnya. Album ini termasuk dalam box ELP - Fanfare yang baru saja dirilis. Fanfare berisi 18 CD, yang terdiri dari semua album studio ELP dan beberapa album live dari era 1970 hingga 1997. Hal ini mungkin menjelaskan kenapa kualitas rekaman Pocono ini begitu baik, mesti saja karena sudah dipilih dengan baik oleh ELP.
ELP termasuk supergroup yang suka memainkan musik live nya sama dengan versi studio nya. jadi tak banyak variasi yang bisa kita temukan disini, kecuali permainan Keith Emerson yang sedikit lebih panjang pada Tarkus, Pictures at an Exhibition dan juga pada sebuah nomor piano improvisasi. Bass Greg lake terasa lebih keras dan kuat dari biasanya, tapi sangat presisi. Vokalnya masih terasa sangat prima. Tabuhan drum Carl Palmer terasa akurat walau kurang menonjol. Album rekaman ini live berisi beberapa lagu dari album studio ELP, Pictures at an Exhibition, Tarkus dan Trilogy. Jadi memang direkam saat ELP sedang dalam puncak-puncak kreativitasnya. Saya bisa bayangkan mereka mendapatkan inspirasi untuk album super keren Brain Salad Surgery pada beberapa tour sebelumnya seperti Pocono ini.......


Selasa, 14 November 2017

Detlev Schmidtchen - The Last Planet - Chapter I

Detlev Schmidtchen (DS) adalah mantan gitaris group space rock dari Jerman: Eloy. Setelah album Silent Cries and Mighty Echoes, DS keluar untuk mengexplore jenis musik tertentu: Morlockians, yang diyakini sebagai musik kaum morlock lawan dari kaum eloy. Hehe semuanya ada di novel legendaris The Time Machine nya HG Wells. DS mengeularkan beberapa album solo, yang juga terkadang ditemani drummer Jurgen Rosenthal yang juga mantan Eloy.
Album The Last Planet - Chapter ini dirilis tahun 2007, dan DS memainkan semua alat musik termasuk vokal. Terus terang mungkin kurang cocok buat saya, agak membosankan, sangat terasa pengaruh berlin school dari tangerine dream. Jauh dengan musik Eloy yang penuh misteri dan dinamis.


Djabe & Steve Hackett - Life is A Journey

Dalam perjalanan ke bandara pagi ini, aku membuka bungkusan yang baru saja aku ambil dari kotak pos kantor kemarin sore. Bungkusan rapi berisi satu album baru, keluaran 2017 dari Djabe dan Steve Hackett. Ya Steve Hackett, mantan gitaris group symphonic prog kesayanganku: Genesis. Steve Hackett mungkin pada akhirnya adalah mantan anggota Genesis yang hingga saat ini paling banyak membawakan kembali lagu-lagu "lama" genesis yang klasik dari era Peter Gabriel akhir dan Phi Collins awal. Aku selalu merindukan seri Genesis Revisited atau Rewiring yang sarat dengan lagu-lagu Genesis diwarnai permainan gitar yang apik dari Steve Hackett.

Sejak lama Steve Hackett memang berkolaborasi untuk banyak pertunjukan live bersama group Fusion asal Hungaria: Djabe. Djabe adalah salah satu group sangat dihormati di Hungaria. Terkenal senang menggunakan teknologi terbaik dalam studi dan pertunjukan mereka. Tapi jangan dibayangkan kolaborasi itu berupa symphonic prog ala Steve Hackett atau Genesis. Musik kolaborasi mereka lebih pada jamming dan fusion, mungkin cocok buat anda yang penggemar ecletic prog juga.

Jadi pada suatu hari Tamas Barabas dan Atilla Egerhazi (keduanya anggota Djabe) mempunyai ide untuk pergi ke pulau terpencil dan merekam musik langsung disana. Rekaman ini dikerjakan disebuah rumah pendeta gereja di pulau Sardinia. Dikelilingi oleh panorama seindah lukisan dan makanan mediterania yang kaya menginspirasi.  Lagu-lagu dialbum ini terasa sangat ringan dan nyaman, seperti mengambang di awan, di atas pepohonon tropis Sardinia. Laut biru beraroma buah zaitun, Ah, prog memang kaya....



Kamis, 09 November 2017

Salmon

Salmon adalah sebuah group symphonic prog dari Belanda. Berasal dari kota kecil bernama Heiloo, Jan Jaap Langeries dan Sven de Haan mulai berlatih pada tahun 1997 bersama Gerrit Hoogebeen dan Henk Sonnenberg. Mereka memilih nama Salmon, karena menganggap bahwa memainkan musik progressive rock artinya melawan arus, anti mainstream dan non komersial, persis seperti ikan salmon yang berenang melawan arus. Salmon memiliki 2 album yang sangat bagus: Decade Reference dan When The Dust Settles. Kedua nya sangat indah dan enak didengar. Penuh dengan melodi dan irama yang mengingatkan kita pada berbagai hal. Satu kelebihan Salmon adalah mereka dapat memasukan potongan musik klasik secara pas dalam lagu-lagu mereka. Tidak terlalu mengherankan, karena sebagian besar pemainnya adalah lulusan konservatorium. Permainan bass dan drum juga sangat serasi tertata merubah-rubah tempo, mencoba-coba memanggil-manggil kenangan kita tentang sekali lagi, berbagai hal. Banyak teman-teman yang menganggap vokal Jan Jaap merupakan titik lemah Salmon. Tapi tidak menurutku, Jan Jaap dapat menyanyikan lagu-lagunya dengan baik, menyanyikan lirik yang sangat menarik dan semua ditulis dalam bahasa inggris. Kelebihan prog rockers dari belanda adalah mereka menuliskan liriknya dalam bahasa Inggris. Tidak seperti teman-temannya di bagian lain Eropa selain Inggris tentunya, hehe.



Salmon - When The Dust Settles....


Salmon - Decade Reference



Selasa, 07 November 2017

801

Album yang masuk ke playlistku hari ini adalah sebuah album live yang klasik dari 801. Group ini adalah group selingan anggota Roxy Music Brian Eno dan Phil Manzanera, beserta beberapa musisi lain saat Roxy Music mengalami periode vaccum. Nama 801 konon berasal dari Eight Nought One (ENO ?). 801 terkenal karena mengadakan 3 pertunjukkan live yang monumental, di Norfolk, Reading festival dan London's Queen Elizabeth Hall. Katanya sih kelompok ini yang pertma kali menggunakan metoda baru dalam pertunjukan live yang disebut Direct Injection, yaitu semua output dari alat-alat musik yang dimainkan langsung dimasukkan dalam mixer studio yang mobile. Musiknya campuran Fusion dan progressive rock. Jadi lebih mirip musik Phil Manzanera daripada Brian Eno yang ambient. Hehe aku bukan anti ambient, tapi musik itu memang diciptakan untuk di-ignored. Jadi sangat menarik dan nyaman untuk dinikmati. Rekomendasi saya adalah lagu Lennon-McCartney's Tomorrow Never Knows yang diaransemen ulang. Jempolan deh.....



801 - Live


Berikutnya adalah album yang tidak kalah menariknya. Eh lebih menarik malah. Yonin Bayashi (YB) dari jepang dengan album yang dianggap sebagai salah satu progressive gems: Ishoku-Sokuhatsu. Album yang dirilis tahun 1974 ini, sangat bagus, penuh energi dan emosi. Campuran segala macam referensi utama prog. Sangat kental nuansa Pink Floyd, Yes, hingga Deep Purple dan Rush. Lagu utama yang berdurasi 12 menit berisi potongan Cymbaline Pink Floyd dalam bahasa jepang, penuh energi dan emosi. Perubahan tempo dan genre sangat mulus.  Sayang sekali bila dilewatkan. By the way Yonin Bayashi berarti empat musisi dalam bahasa jepang. Terdiri dari beberapa teman sekolah yang sering memainkan cover musik Pink Floyd lalu merekam album luar biasa ini pada usia mereka yang baru 20an. Wow....mantap kan?



Yunan Bayashi - Ishoku-Sukohatsu

Senin, 06 November 2017

Sun Ra

Hari ini aku menemukan Sun Ra. Musisi besar ini memmainakan musik sendiri yang dia sebut phre. Kalau membaca riwayat nya memang agak aneh Sun Ra (SR) ini. Dia merubah namanya dari Sonny, kemudian mengaku pernah mengalami perjalanan transcedental ke Saturnus. Bahkan ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya ia adalah seorang alien. Misinya adalh membawa semua black american ke planet lain melalui musik. Wow, musiknya bervariasi mulai dari piano solo, minimalism, hingga avant garde jazz dan progressive big band. Pokoknya bervariasi. Jangan-jangan maksudnya phre adalah free ya? Dalam karir musiknya yang sebetulnya lebih cocok disebut filosofi ini SR merekam lebih dari seratus album dan grup musiknya yang disebut Arkestra mempunyai alumni yang banyak. Ada anekdot yang menarik tentang Arkestra ini. Konon kabarnya bila SR tidak berkenan pada seorang musisi anggota Arkestra maka ia akan meninggalkan musisi itu pada suatu kota saat tour. Hehe tentu hal ini akan menimbulkan masalah bila mereka sedang tour di luar negeri.

By the way, album Discipline 27-II ini sangat menarik. Tiga lagu awal yang berdurasi pendek adalah lagu-lagu progressive big band. Sedangkan lagu terakhir yang berjudul sama dengan judul albumnya, sangat hipnotik, membuai dengan dentuman bass dan vokal yang menemani perjalanan pengembaraan ide dan rasa mengunjungi berbagai planet dan galaxy yang jauh. Durasinya yang 24 menit berlalu tanpa terasa. Asyik banget cuuuyy....



Sun Ra - Discipline 27-II

Musisi berikutnya yang albumnya mampir ke meja putarku adalah Bill Bruford (BB). Drummer jempolan ini melegenda karena pernah bergabung bersama Yes dan King Crimson. Album yang berjudul Master Stroke merupakan kompilasi lagu-lagunya antara tahun 1978-1985. Sebagai album kompliasi, tentu lagu-lagunya terpilih dan bagus, walau tentunya kehilangan alur.Tetapi jangan berharap lagu-lagu BB adalah symphonic prog. BB memainkan fusion dengan sangat, sekali lagi sangat bagus.

Oya satu lagi tentang BB. Walaupun ia seorang drummer dan judul albumnya Master Stroke, lagu-lagunya tidak menampilkan tabuhan drum secara berlebihan. Melodi pada piano dan vokal juga tertata apik.



Bill Bruford - Master Stroke

Sinkronisasi: Dave Sinclair

Dave Sinclair adalah seorang bintang prog serba bisa. Ia adalah composer, penyanyi dan keyboardist yang mendirikan pelopor aliran Canterb...