Selasa, 30 Januari 2018

Segenggam Keindahan

Pokoknya dahsyat deh.... Hahahaha. Album lama tahun 1977 ini selalu ada dalam pilihan pertama saya kalau ingin mendengar (baca: rindu) musik fusion india yang eksotis. Atau terkadang saya pasang kalau saya ingin mengetahui kemampuan audio suatu ruangan pertunjukan atau studio. Bila terdengar bunyi "Ghatam" yang mengalir seperti air, berarti sistem audio nya sangat baik..

Pada album ini, John McLaughin memang seperti telah menyintasi Mahavishnu Orchestra dan terjun sepenuhnya pada musik india. Permainan gitarnya menyatu dengan tabla, violin, ghatam, mdidangan dan berbagai instrument musik india yang dimainkan oleh para "guru" seperti L Shankar, Zakir Husein dan Vikku. Gitar John McLaughin seperti di'tune' berulang-ulang secara langsung agar dapat mencapai-nada-nada "east meet west" yang sebenarnya. Sesuai namanya lagu-lagu pada album ini memang indah, sangat indah. Kita terasa dibuai oleh pesona budaya yang tinggi dan lentur, penuh filosofi timur yang agung....... Terbayang taman-taman yang asri dengan bunga dan putri yang menari-nari sambil tersenyum manja. Walau matahari sangat terik tapi sekeranjangan buah-buahan yang ranum dapat mengobati kegelisahan....




A HANDFUL OF BEAUTY
Shakti With John McLaughlin

Studio Album, released in 1977

Songs / Tracks Listing

1. La Danse du Bonheur (4:48) 
2. Lady L (7:23) 
3. India (12:31) 
4. Kriti (2:58) (trad. South Indian composition) 
5. Isis (15:11) 
6. Two Sisters (4:41) 

Total Time: 47:32

Line-up / Musicians
- John McLaughlin / acoustic guitar, producer
- L. Shankar / violin
- Vikku Vinayakram / ghatam, mridangam
- Zakir Hussain / tabla

Releases information
Artwork: Steinbicker-Houghten (photo)
LP CBS ‎- S 81664 (1977, UK)
LP Columbia ‎- PC 34372 (1977, US)
CD Sony Records ‎- SRCS 7015 (1991, Japan)
CD Columbia ‎- 494448 2 (1999, Europe/US) Remastered by Kouji Suzuki



Gerhana Total

Salah satu pengalaman tak terlupakan saat bangku sekolah melibatkan album bagus dari Jean Michell Jarre ini. Saat itu ada gerhana matahari total melintasi kotaku. Mungkin teman-teman ingat ada gerhana matahari total di Indonesia pada tahun 1983 dan sering diceritakan bahwa saat itu informasi sangat diselewengkan. Ada himbauan bahwa tidak boleh melihat langsung gerhana, bisa buta katanya. Ada berita kepolisian menyita teropong yang akan digunakan untuk melihat gerhana. Didesa-desa burung perkutut disembunyikan dibawah tempat tidur. Sapi dan kambing matanya ditutup. Wah ... luar biasa pengendalian informasi saat itu. Dan ditengah kekacauan itu salah seorang teman mengajakku untuk menontonnya bersama sambil mendengarkan Oxygene.... Hehe

Saat album ini diluncurkan tahun 1976 tentunya belum banyak jenis space musik seperti ini. Jadi rasanya betul-betul suatu pengalaman yang mengesankan. Duduk diteras rumah memandangi baskom berisi air yang memantulkan langit sambil melihat sekitar. Dunia perlahan-lahan berubah seiring fase perubahan Oxygene. Dari terang, meredup hingga gelap, kemudian terang lagi...... Saya dan teman saya tidak banyak berkata-kata tenggelam dalam pesona gerhana matahari total dan Oxygene yang luar biasa.

Sampai sekarang saya masih mengingatnya. Jadi mendengar album ini serasa mendengar gerhana matahari total.... hehehe... Tapi Jean Michel Jarre memang berbeda dengan musisi progressive electronic lainnya. Dibanding Klaus Schulze rasanya lebih dinamis dan memiliki perbendaharaan melodi dan tekstur yang lebih jelas. Sehingga rasanya tidak membosankan. Mungkin efek suara seperti kuno, maklum tahun 1976. tapi rasanya pas dan futuristik pada saat itu.

By the way, Jean Michell Jarre mmembuat versi lanjutannya Oxygene 7-13 pada tahun 1997 dan 14-20 pada tahun 2016 yang sama-sama bagusnya.



OXYGÈNE
Jean-Michel Jarre 

Studio Album, released in 1976

Songs / Tracks Listing

1. Oxygene, Pt. 1 (7:40) 
2. Oxygene, Pt. 2 (8:08) 
3. Oxygene, Pt. 3 (2:54) 
4. Oxygene, Pt. 4 (4:14) 
5. Oxygene, Pt. 5 (10:23) 
6. Oxygene, Pt. 6 (6:20) 

Total Time: 39:47

Line-up / Musicians
- Jean Michel Jarre / synthesizers (ARP Omni-2, AKS, VCS-3, RMI Harmonic), Mellotron, Farfisa organ, Eminent, drum programming (Korg Mini-Pops), producer

Releases information
Artwork: Michel Granger



Minggu, 28 Januari 2018

Epik Saga 25 tahun

Naaah... akhirnya satu puzzle berakhir diselesaikan setelah 25 tahun.... Band dari kanada Saga akhirnya meluncurkan pertunjukan live yang merangkum semua chapters-nya yang terkenal memusingkan penggemarnya selama bertahun-tahun. Hehe. Chapter ada sebutan bagi lagu-lagu Saga yang diselipkan secara acak diberbagai album mereka. Chapter tidak berurutan, bahkan ada beberapa album yang tidak berisi lagu chapter seperti album terbaik mereka: Generation 13. Chapter mulai muncul dari album pertama: Saga yang dirilis tahun 1978, hingga Marathon yang dirilis tahun 2003. Total ada 16 chapters yang tersebar pada 7 album, yang akhirnya dikumpulkan dalam sebuah album live yang sekarang saya dengarkan.

Chapters menceritakan kisah epik tentang otak Albert Einstein yang diselamatkan oleh alien yang prihatin terhadap sifat manusia yang cenderung menghancurkan dunianya sendiri. Sebuah kisah menarik yang sarat teori konspirasi hehehe. Agak klise tapi secara umum kisah ini perlu direnungkan karena mengandung pesan moral yang penting. Saga sendiri menulis bahwa cerita ini ditulis berdasarkan hasil diskusi dan tukar pendapat dengan berbagai pihak selama bertahun-tahun. 

Dari sisi musikalitas tentunya album ini tak diragukan. Permainan keyboard dan vokal Michael Sadler sangat unik, begitu juga gitar Ian Crichton dan bass Jim Crichton. Memang sayang lagu Saga kesayangan saya seperti Wind Him Up dan On The Loose tidak dimainkan. Tapi ada lagu-lagu asyik seperti Don't Be late (Chapter 2), No Stranger (Chapter 8), Remember When (Chapter 9), dan tentunya lagu lembut: No Regrets (Chapter 5) yang sangat apik. Boleh lah pokoknya mendengarkan kisah epik dalam bentuk duoble album yang ditulis selama seperempat abad....




THE CHAPTERS LIVE
Saga

Live, released in 2005

Songs / Tracks Listing

Disc one (42:11)
1. Chapter 1 : Images (5:03)
2. Chapter 2 : Don't be late (6:27)
3. Chapter 3 : It's time (4:09)
4. Chapter 4 : Will it be you (6:27)
5. Chapter 5 : No regrets (3:48)
6. Chapter 6 : Tired world (6:36)
7. Chapter 7 : Too much to lose (3:18)
8. Chapter 8 : No stranger (6:23)

Disc two (38:29) 
1. Chapter 9 : Remember when ? (5:24)
2. Chapter 10 : Not this way (2:57)
3. Chapter 11 : Ashes to ashes (4:37)
4. Chapter 12 : You know I know (4:01)
5. Chapter 13 : Uncle Albert's eyes (4:55)
6. Chapter 14 : Streets of gold (4:11)
7. Chapter 15 : We'll meet again (5:40)
8. Chapter 16 : Worlds apart (6:44)

Total Time: 80:40

Line-up / Musicians
- Michael Sadler / vocals, keyboards
- Ian Crichton / guitar
- Steve Negus / drums
- Jim Gilmour / keyboards, vocals
- Jim Crichton / bass, bass keyboards

Releases information
2CD SPV / Rough Trade SPV 80000899 (2005)



Sabtu, 27 Januari 2018

Shock The Monkey!!!

Apa yang terjadi setelah Peter Gabriel meninggalkan Genesis. Well, aku bisa bilang Peter Gabriel meninggalkan Symphonic prog sama sekali. Lagu-lagunya jadi lebih universal, memasukkan berbagai elemen musik tradsional, world music lah kira-kira. Album-album solonya yang juga berkolaborasi dengan berbagai musisi terkenal adalah musik yang sama sekali berbeda. Prog sih..... tetapi berbeda dengan Genesis.

Saya ingat bahwa album ini adalah album Peter Gabriel saya yang pertama. Sengaja saya incar album live yang walaupun kadanag-kadang mutu suaranya kurang bagus tapi kumpulan lagunya adalah yang terbaik. Jadi seperti menikmati album The Best Of Peter Gabriel.... Dan tentu saya terkejut sekaligus terpesona dengan gaya baru Peter Gabriel yang bermain-main dengan ritme dinamis yang lebih cepat dan kata-kata yang provokatif.

Tapi walau secara umum lagu-lagunya bertempo cepat, ada lagu-lagu lembut yang manis seperti Humdrum, San Jacinto. dan lain-lain. Lagu kesukaan saya tentu saja Shock The Monkey, baru setelah itu Rhythm Of The Heat, DIY,   dan banyak lagi. Album ini dirilis tahun 1983, oleh karena itu merangkum materi dari album I (Car) hingga IV (Mask) Tentunya belum ada Red Rain atau Mercy Street disini. Tapi jangan kuatir album ini bisa mengajak anda berdendang tanpa sengaja atau bahkan berdansa.....  



PLAYS LIVE
Peter Gabriel 

Live, released in 1983

Songs / Tracks Listing

Disc One (43:19) 
1. The Rhythm Of The Heat (6:26) 
2. I Have The Touch (4:43) 
3. Not One Of Us (5:51) 
4. Family Snapshot (4:48) 
5. D.I.Y. (4:06) 
6. The Family And The Fishing Net (7:34) 
7. Intruder (4:44) 
8. I Go Swimming (5:05) 

Disc Two (40:30) 
1. San Jacinto (8:27) 
2. Solsbury Hill (4:42) 
3. No Self Control (5:03) 
4. I Don't Remember (4:19) 
5. Shock The Monkey (7:10) 
6. Humdrum (4:24) 
7. On The Air (5:22) 
8. Biko (7:01)

Total Time: 83:49

Line-up / Musicians
- Peter Gabriel / lead vocals, synthesizer, piano 
- Jerry Marotta / drums, percussion, B-vox 
- Tony Levin / stick, bass, B-vox 
- David Rhodes / guitar, B-vox 
- Larry Fast / synthesizer, piano

Releases information
Geffen GHS-4012



Jumat, 26 Januari 2018

Mengenang Keajaiban

Tak terasa hampir seminggu saya tak menulis blog hehe. Mohon maaf sebesar-besarnya. Tapi seminggu terakhir saya melakoni peran yang sangat berbeda dan diperlukan konsistensi. Sehingga saya harus meninggalkan semuanya termasuk blog ini, hehe.

Tapi akhirnya minggu didunia lain itu telah berlalu. Saya tidak bilang bahwa itu adalah pengalaman yang buruk. Tapi membagi diri menjadi beberapa bagian memang susah. Dan tentunya semakin jauh kita berjalan hanya akan 2 pilihan, kita semakin jauh dari sendiri atau menjadi diri sendiri.

Aaah... cukup sudah curhatnya, pokoknya akhir minggu ini saya akan mendengarkan album yang sangat baru. Dirilis tahun 2018 oleh Steve Hackett sebuah album live berjudul Wuthering Nights: Live in Birmingham. Album Live ini ternyata merupakan album peringatan 40 tahun Wind and Wuthering, album terakhir Steve Hackett bersama Genesis. Tidak heran isinya adalah semua lagu dari album klasik itu bersama beberapa lagu lama Genesis dan sedikir lagu-lagu Steve Hackett yang sangat tepat bila disebut sebagai: the lost songs of genesis. Atau meniru Eric Woolfson: genesis that never was...

Memang Steve Hackett tidak bisa mereplikasi semua ruh Wind and Wuthering pada pertunjukan ini. Permainan keyboard Roger Kings masih sangat jauh bila dibandingkan dengan Tony Banks, Improvisasi yang coba dikembangkan malah membuat beberapa lagu seperti kehilangan ruh nya. Tentu saja hal itu tidak terjadi pada permainan gitar Steve Hackett sendiri. Pengalaman dan referensinya malah membuat lagu Blood on The Rooftops makin kaya misalnya. Vokalis Nad Sylvan sebenarnya lumayan baik tapi saya lebih suka vokalis sebelumnya Gary O'toole yang juga memainkan drum.

Hehe, tapi ini album yang sangat indah. pas buat mengenang keajaiban Wind and Wuthering, saat genesis belum terlalu "ngepop". Dan tentunya juga pas buat saya yang baru pulang dari perjalanan jauh.....



WUTHERING NIGHTS: LIVE IN BIRMINGHAM
Steve Hackett 


Live, released in 2018

Songs / Tracks Listing

CD 1
1. Every Day
2. El Nino
3. The Steppes
4. In the Skeleton Gallery
5. Behind the Smoke
6. Serpentine Song
7. Rise Again
8. Shadow of the Hierophant

CD 2
1. Eleventh Earl of Mar
2. One For the Vine 
3. Acoustic Improvisation
4. Blood on the Rooftops 
5. In That Quiet Earth 
6. Afterglow 
7. Dance on a Volcano 
8. Inside and Out 
9. Firth of Fifth 
10. The Musical Box 
11. Los Endos 

DVD
Disc 1 (Concert Part 1)
1. Every Day
2. El Nino
3. The Steppes
4. In the Skeleton Gallery
5. Behind the Smoke
6. Serpentine Song
7. Rise Again
8. Shadow of the Hierophant
Bonus
9. Wuthering Nights, Live in Birmingham - Behind the Scenes Documentary 

Disc 2 (Concert Part 2)
1. Eleventh Earl of Mar
2. One For the Vine 
3. Acoustic Improvisation
4. Blood on the Rooftops 
5. In That Quiet Earth 
6. Afterglow 
7. Dance on a Volcano 
8. Inside and Out 
9. Firth of Fifth 
10. The Musical Box 
11. Los Endos 
Bonus - Official Videos
12. Behind the Smoke
13. Fifty Miles from the North Pole
14. West to East

Line-up / Musicians
- Steve Hackett / guitars, vocals
- Roger King / keyboards
- Gary O'Toole / drums, percussion
- Rob Townsend / saxes, flutes
- Nick Beggs / bass, stick & twelve string
- Nad Sylvan / vocals

With:
- John Hackett / flute
- Amanda Lehmann / guitar, vocals

Releases information
Label: Inside Out Music
Format: 2 CD's / 2 DVD's, 2 CD's / Blu-Ray, Digital
January 26, 2018
This tour marked the 40th anniversary of Wind & Wuthering, Hackett's last album with Genesis which reached number 7 in the UK album chart.


Sabtu, 20 Januari 2018

Musik dari Surga

Apa yang bisa ditulis mengenai John Zorn? Rasanya sulit sekali siapa John Zorn sebenarnya.John adalah seorang komposer, pemain saxophone yang tidak ada duannya. Unik sekali caranya memainkan saxophone. Bunyi yang dihasilkan sangat beragam dan kaya. bahkan kadang-kadang tidak seperti suara saxophone sama sekali. Sebagai komposer dia juga sangat kreatif. Menulis puluhan album yang karena sangat banyak, dikumpulkan menjadi berbentuk buku. Seri Book of Angels nya sekarang telah dirilis hingga buku ke ? dan tetap belum tuntas hingga saat ini. John Zorn juga sangat banyak melakukan proyek (Masada, Naked City, Painkiller, Bar Kokhba Sextet dan lain-lain) dan kolaborasi, bahkan bukan dengan musisi yang berbeda dengan genre nya sendiri yang memang sulit disimpulkan. Akibatnya koleksi genre nya juga sangat banyak dan beragam. Misalnya apakah anda pernah mendengar genre klezmer rock?

Album yang sampai kemejaku kali ini adalah album yang berjudul Garden Of Earthy Delight. Album ini adalah album John Zorn yang ke pertama dalam tahun 2017 sebelum Intepretation Of Dream, berisi 10 lagu yang sepertinya bertema berat nih. Masalah religi, tentang saat-saat Adam dan Hawa turun ke dunia setelah tergoda iblis. Hahahaha, musik John Zorn juga sarat simbol-simbol religi yang sulit dimengerti, dan terus terang jadi ciri khasnya.

Tapi tidak usah ikut pusing, karena musiknya juga berat dan tidak mudah dinikmati. Selalu perlu perjuangan ekstra untuk mendengar musik John Zorn. Tapi tetap memikat dan minta didengar lagi dan lagi, hehehe.

Dalam album ini. John Zorn sepertinya hanya bertindak sebagai komposer dan tidak memainkan saxophonenya. Dia ditemani oleh bebeerapa musisi yang sangat terampil. Drummer Kenny Grohowski misalnya bermain sangat baik, begitu juga gitaris matt Hollenberg yang dinamis berdialog dengan keyboard yang dimainkan oleh John Medeski. Bass yang dimainkan oleh legenda Trevor Dunn tentu tidak diragukan juga mantap dan sangat rapih dan kompak.

Musik John Zorn dapat digolongkan fusion atau jazz rock. Tapi saya sendiri lebih suka menyebut dia sebagai musisi Avant Garde sejati, yang menceritakan bagaimana musik dunia dimasa depan..


THE GARDEN OF EARTHLY DELIGHTS
John Zorn

Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. Angels and Devils
2. The Infernal Machine
3. The Dragon Tree
4. Paean to the Prince of Hell
5. Music of the Flesh
6. Eve and Adam
7. Mirror Image
8. The Garden of Earthly Delights
9. The Circuit
10. Out of the Eternal Sphere

Line-up / Musicians
- Trevor Dunn / Bass
- John Zorn / Composed By, Arranged By, Producer, Conductor
- Kenny Grohowski / Drums
- Simulacrum (3) / Ensemble 
- Matt Hollenberg / Guitar
- John Medeski / Keyboards
- Sara Serpa / Vocals (tracks: 10)

Releases information
Release date: February 24, 2017
Label: Tzadik



Jumat, 19 Januari 2018

Musik Sunyi Ralph Towner

Ralph Towner adalah sunyi. Bunyi musim gugur di kota tua yang sunyi, saat berjalan-jalan sendiri sambil menggenggam sebatang mimpi, aiih....

Saat hendak ke Jakarta, kuselipkan album Ralph Towner ini dalam ransel untuk kudengarkan sepanjang perjalanan. Tidak mengecewakan memang, gitaris Oregon ini memang tetap mempesona saat memainkan gitar klasik nya. Album yang dirilis tahun 2017 ini berjudul My Foolish Heart adalah kumpulan lagu jazz klasik indah sekali dimainkan solo oleh Ralph Towner dengan menggunakan gitar klasik dan gitar 12 senar. Album ini terdiri dari 12 lagu, 8 adalah lagu baru sedangkan 3 lagu lama termasuk My Foolish Heart yang aslinya dimainkan oleh Victor Young, sangat menyentuh, romantis, klasik dan tentu saja sunyi...

Sebagian besar album solo Ralph Towner memang selalu sunyi. Ada album yang lebih ceria seperti Lost and Found misalnya. Sebenarnya Ralph Towner pertama kali belajar memainkan piano saat sekolah di University Of Oregon, tapi kemudian ia beralih ke gitar yang menjadi instrument utamanya hingga sekarang.

Dalam kata pengantarnya, yang ditulis Ralph Towner pada bagian dalam kotak CD nya, ia mengatakan bahwa lagu My Foolish Heart ini telah dicoba dimainkannya sejak lama saat ia masih memainkan piano, dan memainkannya dengan gitar pada album ini memberinya harapan untuk terus menghormati musik dan sunyi tentu saja..



MY FOOLISH HEART
Ralph Towner

Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing

1. Pilgrim (04:31)
2. I'll Sing To You (04:32)
3. Saunter (05:01)
4. My Foolish Heart (03:51)
5. Dolomiti Dance (04:24)
6. Clarion Call (04:40)
7. Two Poets (02:04)
8. Shard (00:54)
9. Ubi Sunt (01:20)
10.Biding Time (01:29)
11. Blue As In Bley (03:53)
12. Rewind (03:43)

Line-up / Musicians
-Ralph Towner / classical and 12-string guitars

Releases information
ECM Records ‎- ECM 2516, ECM Records ‎- 571 4582
Recorded February 2016
Auditorio Stelia Molio RSI, Lugano
2017 ECM Records GmbH, München




Musik Pengantar Tidur

Rasanya aneh juga bila ada musisi yang membuat musik untuk ditinggal tidur. Mungkin seperti lagu nina bobok, hehehe. Tapi untuk dunia musik ambient hal itu sebenarnya tidak terlalu aneh, karena ambient memang seperti musik yang tidak untuk didengarkan, tapi hanya untuk mengisi ruang pendengaran saja. Musik yang dibuat untuk diabaikan. Tapi kalau tak ada baru terasa ada sesuatu yang hilang, hehehehe. Susah dipahami ya. Mungkin lebih mudah dimengerti bila kita mendengar album musisi ambient terkenal dari amrik ini, Robert Rich yang menulis musik untuk tidur yang berjudul Somnium pada tahun 2001 ini. Musik untuk tidur ini tidak tanggung-tanggung berdurasi 7 jam!! Tentu saja lama karena musik ini diperdengarkan sepanjang pendengarnya tidur semalamam. Sleep Concert adalah istilah yang diperkenalkan Robert Rich pada tahun 80an ini cukup terkenal dimana pendengarnya dipersilahkan membawa sleeping bag atau perlengkapan tidur lainnya saat mendengarkan konser yang berlangsung semalaman.

Seperti musik ambient sendiri, Somnium menawarkan hal yang sama. Melodi bertekstur tebal yang diulang-ulang, irama yang lambat nyaris membosankan, karena memang itu tujuannya, hahahaha. Mungkin cocok buat anda yang suka meditasi berjam-jam atau belajar serius sendiri tanpa merasa kesepian. Yang jelas jangan dipasang didalam mobil saat anda berkendara. Nanti anda akan mengantuk, tertidur dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan...




SOMNIUM
Robert Rich

DVD/Video, released in 2001

Songs / Tracks Listing

1. Part 1 (155:00)
2. Part 2 (120:00)
3. Part 3 (145:00)

Line-up / Musicians
Robert Rich/sleep concert program

Releases information
Hypnos/Soundscape/Release Records DVD-V



Kamis, 18 Januari 2018

Gong Ala Pierre Moerlen

Buat anda yang mengenal Gong sebagai Daevid Allen atau Daevid Allen sebagai Gong maka album ini bukan untuk anda. Album ini adalah album Gong ala Pierre Moerlen yang sangat jazz rock, jauh sekali berbeda dengan Gong era Flying Teapot yang psychaedelic dan humoris. Terus terang saya tak terlalu mengerti konsep musik sebagai humor seperti yang dilakukan oleh Daevid Allen atau Frank Zappa. Walaupun saya mengakui bahwa mereka adalah musisi yang hebat.

Jadi album ini adalah album Gong kesukaan saya hehe. Bahkan ini adalah album Gong pertama yang saya miliki, dan tentu bisa dibanyakangkan betapa kagetnya saya ketika tahu ada era Gong versi Daevid Allen sebelumnya.

Yang luar biasa pada album ini ada empat perkusionist yang terlibat. Selain Pierre Moerlen yang termasuk drummer jempolan, ada Mireille Bauer, Benoit Moerlen dan Mino Cinelu, Sehingga kita bisa mendengar berbagai bunyi instrument perkusi seperti vibraphone, marimba, glockenspiel, xylophone, congas, African bell-gong, cuica, maracas, talking drum, vibra, timpani dan banyak lagi. Permainan drum Pierre Moerlen juga sangat bagus, Solo drum pada lagu Percolations 1 dan 2 sangat luar biasa. Extra ordinary lah pokoknya.

Album ini juga lebih kaya karena ada gitaris Allan Holdsworth yang menggantikan Steve Hillage yang juga meninggalkan Gong bersama Daevid Allen. Allan Holdsworth bersama Pierre Moerlen menulis semua lagu dialbum ini kecuali lagu terakhir yang ditulis oleh bassist Francis Moze, yang juga bermain sangat ekspresif. Pemain flute Didier Malherbe juga memainkan saxophone dengan sangat pas dan otentik. So... menikmati album ini sambil meminum secangkir expresso dengan bebraapa kue manis disalut gula warna-warni pastilah nikmat sekali..


GAZEUSE!
Gong

Studio Album, released in 1976

Songs / Tracks Listing
1. Expresso (5:58)
2. Night Illusion (3:42)
3. Percolations, Part 1 + Part 2 (10:00)
4. Shadows Of (7:48)
5. Esnuria (8:00)
6. Mireille (4:10)

Total Time: 39:38

Line-up / Musicians
- Didier Malherbe / tenor sax, flute (5)
- Francis Moze / fretless bass, acoustic & electric pianos (6), gong (3)
- Pierre Moerlen / drums, glockenspiel & vibes (3), marimba & timpani (3)
- Mireille Bauer / marimba (1,3,5), vibraphone (1,2,4), glockenspiel (5), tom toms (3)
- Benoit Moerlen / vibraphone (1-5)

With:
- Allan Holdsworth / pedal steel (3), electric & acoustic guitars, violin
- Mino Cinelu / congas (1,4,5), gong (2,4), cuica, triangle, maracas (3), talking drum, temple blocks (4)

Releases information
Artwork: Jacques Moitoret
LP Virgin - V 2074 (1976, UK)
LP Virgin ‎- PZ 34428 (1976, US) Entitled "Expresso", with different cover art 
CD Virgin - CDV 2074 (1989, Europe)


Rabu, 17 Januari 2018

Rael dan Petualangan Terakhirnya

Album dahsyat ini merupakan album terakhir Peter Gabriel (PG) bersama Genesis. Menceritakan pengalaman surealis seorang tokoh bernama Rael yang memasuki dunia underground yang mistis di Broadway. Konon pada era tersebut, bila Genesis mengadakan pertujukan live, maka Peter Gabriel akan bercerita secara teatrikal diatas panggung menceritakan lagu yang akan dibawakan. Sebagai concept album, lamb Lies Down On Broadway terdiri dari double album yang berisi lebih dari 20 lagu. Tentu sangat pas jika dibawakan secara urutan dan lengkap dengan diselingi aksi teatrikal PG sambil berganti-ganti kostum yang tentunya juga surreal. Mungkin setelah album ini PG terinspirasi untuk fokus pada teater dan meninggalkan Genesis....

Banyak sekali lagu bagus disini, Lamb Lies Down On Broadway pastinya, In The Cage, Carpet Crawler, atau Waiting Room yang absurd. Saya ingat pertama kali mendengar Carpet Crawlers langsung jatuh cinta pada album ini. Luar biasa melodi pada keyboard yang dimainkan Tony Banks. Indah sekali. Begitu juga dengan liriknya yang weird dan unusual. Hingga kini saya tidak pernah bisa memahami makna lagu ini yang sesungguhnya. Lamb Lies Down On Broadway juga indah dan sangat progressive. Irama yang ever changing dengan melodi dan rhythm yang sulit diduga dan tak pernah membosankan. Tetapi lagu favorit saya justru lagu yang jarang dimainkan live dan terkesan filler: Anyway.....

Wow... ini album terbaik Genesis. Concept album yang sebenarnya. Kalau meminjam istilah kawan baik saya... mendengarkan album ini dijamin: feel flying.....


THE LAMB LIES DOWN ON BROADWAY
Genesis 

Studio Album, released in 1974

Songs / Tracks Listing

Disc 1 time: 45:34
1. The Lamb Lies Down on Broadway (4:50)
2. Fly on a Windshield (4:23)
3. Broadway Melody of 1974 (0:33)
4. Cuckoo Cocoon (2:11)
5. In the Cage (8:15)
6. The Grand Parade of Lifeless Packaging (2:45)
7. Back in N.Y.C. (5:42)
8. Hairless Heart (2:13)
9. Counting Out Time (3:42)
10. The Carpet Crawlers (5:15)
11. The Chamber of 32 Doors (5:40)

Disc 2 time: 48:49
1. Lillywhite Lilith (2:42)
2. The Waiting Room (5:24)
3. Anyway (3:07)
4. The Supernatural Anaesthetist (2:59)
5. The Lamia (6:57)
6. Silent Sorrow in Empty Boats (3:07)
7. Colony of Slippermen (8:13)
a) The Arrival
b) A Visit to the Doktor
c) Raven
8. Ravine (2:04)
9. The Light Dies Down on Broadway (3:32)
10. Riding the Scree (3:57)
11. In the Rapids (2:26)
12. It. (4:15)

Total Time 94:23

Line-up / Musicians
- Peter Gabriel / lead vocals, flute
- Steve Hackett / electric & acoustic guitars
- Tony Banks / keyboards
- Mike Rutherford / bass, 12-string guitar
- Phil Collins / drums, percussion, vibes, backing vocals

With:
- Brian Eno / sound effects
- Graham Bell / backing vocals

Releases information
ArtWork: George Hardie with Hipgnosis (design & photo)
2xLP Charisma - CGS101 (1974, UK)
2xCD Charisma ‎- CGSCD 1 (1986, Europe)
2xCD Virgin ‎- CGSCDX I (1994, Europe) Remastered by Chris Blair, Geoff Callingham & Nick Davis
2xCD Virgin ‎- GENCDY 5 (2009, Europe) Remastered by Tony Cousins and Stereo Mix by Nick Davis


Minggu, 14 Januari 2018

Ätüh! Ätüh! Ätüh! Ätüh!...

Setiap negara atau tempat nampaknya punya gaya prog sendiri yang berkembang tahun 70an. Dari Italia ada Rock Progressivo Italiano (RPI), Jerman punya Krautrock dan Progressive Electronic ala Berlin School, Inggris tentu sulit disebut karena prog rock memang lahir disana. Tapi mungkin bisa disebutkan bahwa Inggris terutama meghasilkan Symphonic Prog, walau Belanda juga punya aliran symphonic yang mantap seperti diperlihatkan oleh Ekseption dan Focus.

Hmm ... lalu bagainana dengan Perancis? Tentu saja Perancis punya Symphonic Prog yang hebat seperti Ange atau Nemo. Tapi jangan lupa di Perancis ada Zeuhl yang diciptakan oleh Christian Vander bersama Magma nya yang legendaris. Pada tahun 1973 Magna merilis album Mëkanïk Dëstruktïẁ Kömmandöh yang merupakan album nya yang ke 3 dari trilogi Theusz Hamtaahk dalam legenda Kobaian. Tentu saja seperti biasa album ini dinyanyikan dalam bahasa khusus yang diciptakan Magma, bahasa Kobaian. Lagunya sendiri ada 7 yang sebenarnya adalah lagu-lagu yang merupakan satu kesatuan. Jadi sulit sekali membedakan satu lagu dengan lagu lainnya. Lagu-lagunya juga khas Magma, penuh dengan nyanyian chant seperti rock opera, geraman, teriakan dan piano yang dimainkan secara repetitive. Untuk bahasa Kobaian yang baru dan tentu punya kosakata sedikit, hal ini bisa dimengerti. Tetapi repetitive ini ruoanya adalah pola Magma yang khas, musiknya membius, berulang-ulang berusaha meneror telinga dan pikiran, hahahaha. Ätüh! Ätüh! Ätüh! Ätüh!...

BTW, seorang kawan berkelakar bahwa pastilah suati ketika Christian Vander terduduk didepan piano sambil memcoba menulis lirik dan berkata:  "You know i've never been a good lyricist, feck it lads! Lets make up our own language!". hahahahaha



MEKANÏK DESTRUKTÏW KOMMANDÖH
Magma 

Studio Album, released in 1973

Songs / Tracks Listing
1. Hortz Fur Dëhn Stekëhn Ẁest (9:34) 
2. Ïma Sürï Dondaï (4:28) 
3. Kobaïa Is De Hündïn (3:35) 
4. Da Zeuhl Ẁortz Mëkanïk (7:48) 
5. Nebëhr Gudahtt (6:00) 
6. Mëkanïk Kömmandöh (4:08) 
7. Kreühn Köhrmahn Iss De Hündïn (3:14) 

Line-up / Musicians
- Klaus Blasquiz / vocals, percussion
- Claude Olmos / guitar
- Jean-Luc Manderlier / piano, organ
- Teddy Lasry / brass (?), flute
- René Garber / bass clarinet, vocals
- Jannick Top / bass
- Christian Vander / drums, percussion, vocals, organ
- Stella Vander, Muriel Streisfeld, Evelyn Razymovski, Michele Saulnier, Doris Reihnardt / chorus vocals

Releases information
LP Vertigo ‎- 6499 729 (1973, France)
CD Seventh Records ‎- REX VII (1988, France) Mastered from a vinyl copy and including a bonus track
CD Seventh Records ‎- 274 1703 (2009, France) Remastered


Jumat, 12 Januari 2018

Ngangenin...

Album yang akan kudengarkan kali ini adalah sebuah album keluaran tahun 1984 dari Alan Parsons Project (APP) yang berjudul Vulture Culture. Album yang asalnya dimaksudkan sebagai bagian dari Ammonia Avenue ini sering dianggap sebagai kegagalan APP dalam menentukkan arah musiknya dan pelan-pelan meninggalkan akar musik prognya. Tidak heran banyak sekali nada sumbang mengenai album ini, yang menurut saya agak berlebihan. Terlalu ngepop lah... kurang prog lah.... dan sebagainya ...dan sebagainya.

Menurut saya ini adalah album yang bagus, penuh dengan lagu-lagu bagus, seperti Days Are Numbers, yang merupakan lagu favorit saya semasa jaman berkelana dahulu. hehehe. Mendengarkan lagu ini saat berlayar di laut ambon menuju papua rasanya jadi lebih berkesan. Saat para pelaut lain mendengarkan Air Supply atau Michael Learn To Rock, aku memutar APP di kamarku, hehe Terbayang semua kenangan indah yang ditinggalkan, serta mimpi dan harapan yang diperjuangkan....
Lagu-lagu lainnya juga bagus kok, Separate Lives, Let's Talk About Me, Sooner Or Later, The Same Old Sun.... Mungkin ada filler disini. Lagu Vulture Culture sendiri mungkin salah satunya  dan terus terang tak  begitu saya sukai.

Boleh jadi sebetulnya judgement saya agak bias pada album satu ini, karena saya sering membawanya kemana-mana saat berpergian, sehingga membuatnya penuh dengan kenang-kenangan..........

Days are numbers
Watch the stars
We can only see so far
Someday, you'll know where you are......



VULTURE CULTURE
The Alan Parsons Project 

Studio Album, released in 1984

Songs / Tracks Listing
1. Let's Talk About Me (4:22) 
2. Separate Lives (4:42) 
3. Days Are Numbers (The Traveller) (4:02) 
4. Sooner Or Later (4:26) 
5. Vulture Culture (5:21) 
6. Hawkeye (3:48) 
7. Somebody Out There (4:56) 
8. The Same Old Sun (5:24)

Total Time: 38:00

Line-up / Musicians
- Alan Parsons / Yamaha DX7 (3,6), Fairlight CMI (6), producer
- Eric Woolfson / piano (1), keyboards (3-5,7,8), sequencer (5), lead vocals (2,4,8)

With:
- Lenny Zakatek / lead vocals (5)
- Chris Rainbow / lead (3) & backing vocals, keyboards (5)
- Colin Blunstone / lead vocals (7)
- Ian Bairnson / guitars
- Richard "Trix" Cottle / synths (1,2,6), sequencer (2,5), keyboards (3-5,7,8), sax (3,5,6)
- David Paton / bass, lead vocals (1)
- Stuart Elliott / drums, percussion

Releases information
Artwork: ICON/sume with Gavin Riley (sculpture)
LP Arista ‎- 208 884 (1984, Europe)
CD Arista ‎- 610 228-222 (1984, Europe) 
CD Arista ‎- 82876838592 (2007, UK) Remaster by Alan Parsons & Dave Donnelly w/ 5 bonus tracks



Kamis, 11 Januari 2018

Hutan Misterius......

Hari ini pulang kantor agak telat hehe... sebuah album menarik perhatianku dan kubawa untuk kudengarkan dirumah. Album bergambar seram, seseorang berbaju panjang seperti pendeta dari suku maya atau inca menggenggam setangkai daun-daunan..... hm entah apa maksudnya. Judulnya A Story Of Mysterious Forest dari Ain Soph, dirilis tahun 1990.

Jarang sebetulnya ada group fusion dari jepang seperti Ain Soph. Group fusion ini murni instrumental tanpa vokalis. Anggotanya terdengar sangat mahir dengan instrumen masing-masing dan memainkan fusion dengan gaya yang sangat teratur. Seorang kawan bahkan mengatakan musiknya seperti mengikuti panduan dan menyisakan sedikit ruang untuk improvisasi. Hahaha... iya juga sih, terkadang lebih mirip ecletic prog daripada fusion. Tapi warna fusion sangat kental terasa pada beberapa lagu pada album ini seperti Natural Selection dan Variations on Theme By Brian Smith, ada terasa permainan improvisasi walaupun memang harus diakui: tidak banyak...

Lagu terpanjang dialbum ini berjudul sama dengan nama albumnya, berdurasi 18 menit, hampir 19 menit adalah lagu epik yang pantas didengarkan. Penuh dengan melodi cantik yang keluar dari gitar Yozox Yamamoto atau keyboard Masey Hattori. Terdiri dari 10 bagian yang ditata dengan sangat rapih dan hati-hati, kita diajak untuk berjalan-jalan dalam hutan yang entah seperti apa, kan namanya juga hutan misterius, hahahah...... Yang jelas dihutan ini ada berbagai genre yang tergabung jadi satu, campur aduk tapi teratur, memang misterius... hmmm



A STORY OF MYSTERIOUS FOREST
Ain Soph

Studio Album, released in 1980

Songs / Tracks Listing
1. Crossfire (2:54) 
2. Interlude I (1:30) 
3. Natural Selection (8:10) 
4. Variations on a Theme by Brian Smith (9:44) 
5. A Story of Mysterious Forest (18:47) 
- a) Awakening 
- b) Longing-Whith the Wind 
- c) Mysterious Forest 
- d) Passion 
- e) Deep Sleep 
- f) Darkness 
- g) Dance 
- h) Misfortune 
- i) Mysterious Forest 
- j) Awakening 
6. Interlude II (0:33)

Total Time: 41:50

Line-up / Musicians
- Masey Hattori / grand pianos, Yamaha CP-70 & Fender Rhodes electric pianos, spinet, celeste, Hammond organ, Hohner clavinet, synthesizers (MiniMoog, PolyMoog, Solina, Korg, Roland, Oberheim), vocoder, Mellotron
- Yozox Yamamoto / acoustic & electric guitars
- Masahiro Torigaki / bass, effects
- Hiroshi Natori / drums, percussion, crystal gong

Releases information
Artwork: Karel Vítězslav Ma?ek
LP Nexus ‎- GP 801 (1980, Japan)
CD Nexus ‎- KICS 2513 (1993, Japan)
CD Nexus ‎- KICS-91700 (2011, Japan) Remastered by Hiroyuki Tsuji



Rabu, 10 Januari 2018

Don't Forget Your Towel !

Album satu-satunya dari Khan ini sangat fenomenal. Khan adalah Steve Hillage sebelum era Gong, ditemani oleh Dave Stewart pada keyboard, Nick Greenwood pada bass dan Eric Peachey pada drum. Khan hanya melahirkan satu album yang merupakan salah satu pilar dari Canterbury Scene.
Hanya terisi 6 lagu yang seluruhnya ditulis Steve Hillage, vokalnya tegas, petikan gitarnya memang dominan, tapi juga membius dan meninabobokan. Duet gitarnya bersama keyboard Dave Stewart juga sangat kompak dan sangat manis; pemainan bass Nick Greenwood dan drum Erick Peachey juga sangat pas menguatkan kesan perjalanan angkasa yang dramatis ini. Album ini sangat prog dengan pengaruh jazz dan folk yang kuat. Sayang hanya ada satu album Khan, kalau ada lagi kita bisa meditasi dan terbuai hingga galaxy yang sangat jauh.... Woow... mungkin pencarian kita ada akhirnya juga....

Follow the star that is moving so slowly
Flow in its river of light and you'll see
That you have found
What you've been searching
.......



SPACE SHANTY
Khan

Studio Album, released in 1972

Songs / Tracks Listing
1. Space Shanty (Including The Cobalt Sequence And March Of The Sine Squadrons) (8:59) 
2. Stranded (Including Effervescent Psycho Novelty No. 5) (6:35) 
3. Mixed Up Man Of The Mountains (7:14) 
4. Driving To Amsterdam (9:22) 
5. Stargazers (5:32) 
6. Hollow Stone (Including Escape of the Space Pirates) (8:16)

Line-up / Musicians
- Steve Hillage / guitars, vocals
- Nick Greenwood / bass, vocals
- Eric Peachey / drums

With:
- Dave Stewart / organ, piano, (sky)celesta, marimba

Releases information
Artwork: David Anstey
LP Deram - SDL-R 11 (1972, UK)
CD MANTRA - Mantra 034 (1990, France)
CD Deram - 844 088-2 (1992, Europe) Remastered by Anthony Hawkins & remixed
CD Eclectic Discs - ECLCD 1016 (2004, UK) Remastered by Paschal Byrne, with 2 bonus tracks

 

Senin, 08 Januari 2018

Hantu Syd Barrett

Sebenarnya ini bukanlah album Pink Floyd (PF) saya yang pertama, tapi ini album PF yang terbaik menurut saya, Setelah album ini adalah Meddle dan Dark Side Of The Moon. Meddle juga album yang baik, bahkan lagu terbaik PF (menurut saya) ada disitu, yaitu Echoes. Sayangnya lagu lain pada Meddle seperti filler saja. Hal ini yang tidak ditemukan pada Wish You Were Here (WYWH), semua lagu terasa penting ada disitu, dan tentunya lebih enjoyable daripada Dark Side Of The Moon (DSOTM); yang terus terang terasa lebih gelap dan misterius.  

Tapi mirip juga dengan DSOTM, album ini adalah tentang Syd Barrett (SB). Motor PF yang menjadi korban obat bius dan akhirnya keluar dari PF akibat gangguan jiwa. Lagu epik terpanjang pada WYWH yang dibagi 9 bagian bercerita tentang SB, bahkan judulnya pun adalah singkatan dari SYD, Shine on You crazy Diamond. Melodinya dimainkan sangat membius oleh Rick Wright, Dave Gilmour dan Dick Parry yang memainkan saxophone. 

Ada cerita sedih yang beredar bahwa saat rekaman SB berkunjung ke studio, tapi anggota PF tak ada yang langsung mengenalinya, karena SB berubah menjadi seorang gemuk dengan kepala dan alis yang plontos.  Saat PF mengenali dan mengajak berbincang mereka mendapati pembicaraan dengan SB seperti tidak berada disana.

Lagu-lagu lainnya juga jempolan. Have A Cigar dan Welcome To The Machine penuh dengan sindiran pada industri musik saat itu yang terkesan sangat mengeksploitasi musisi pemula yang naif. Lirik: The bands is really fantastic, by the way .... which one's pink? terasa sangat orisinal dan selalu mengundang untuk tertawa. Lagu yang sama dengan judul albumnya WYWH adalah lagu kesayanganku dan selalu kucoba untuk memainkannya saat masih kuliah. Liriknya begitu dalam dan puitis, Roger Waters memang salah satu lyricist prog yang jempolan. Aku masih ingat terkadang menggumamkan lirik lagu WYWH bila berusaha untuk jujur saat menghadapi dunia yang kurasa palsu dan penuh kepura-puraan. Aahh.....

Akhirnya ... WYWH adalah album terbaik prog dari salah satu group terbaik prog yang pernah ada. Setelah mendengar album ini kadang saya merasa kehilangan semangat untuk mendengarkan album prog lainnya, hahahahah....  


WISH YOU WERE HERE
Pink Floyd 


Studio Album, released in 1975

Songs / Tracks Listing
1. Shine On You Crazy Diamond Parts 1 - 5 (13:40) 
2. Welcome To The Machine (7:31) 
3. Have A Cigar (5:08) 
4. Wish You Were Here (5:34) 
5. Shine On You Crazy Diamond Parts 6 - 9 (12:31)

Line-up / Musicians
- David Gilmour / guitar, lap steel guitar, Synthi AKS, tape effects, lead vocals (2,4)
- Richard Wright / keyboards, VCS3, clavinet, backing vocals
- Roger Waters / bass, guitar, VCS3, tape effects, lead vocals (1,5)
- Nick Mason / drums, percussion, tape effects

With:
- Dick Parry / saxophone (1)
- Stephane Grappelli / violin (4)
- Roy Harper / lead vocals (3)
- Carlena Williams / backing vocals (1,5?)
- Venetta Fields / backing vocals (1,5?)

Releases information
ArtWork: George Hardie with Hipgnosis (design & photo)
LP Harvest - SHVL814 (1975, UK)
LP Harvest ‎- Q4SHVL 814 (1976, UK) Quadraphonic
CD CBS/Sony ‎- 35DP 4 (1982, Japan)
CD Harvest ‎- CDP 7 46035 2 (1984, Europe)
CD EMI Records - 7243 5 29071 2 0 (1992, Europe) Remastered by Doug Sax
SACDh EMI ‎- 522 4332 (2011, Europe & US) Stereo Remastered and Mixed to 5.1 Surround by James Guthrie & Joel Plante (Limited edition w/ different cover)




Prog Pertama Indonesia

Album yang masuk ke mejaku kali ini adalah album pertama musik prog di Indonesia. Sangat bersejarah sebenarnya. Pada tahun 1976, vokalis Ahmad Albar yang baru pulang dari belanda, mengundang beberapa temannya seperti gitaris Ian Antono, bassist Donny Fatah, drummer Teddy Sudjaya dan keyboardist Yockie Suryoprayogo untuk membentuk sebuah band rock yang bernama God Bless. Album pertama mereka ini berisi 8 lagu, termasuk 2 lagu cover Eleanor Rigby-nya Beatles, dan Friday on My Mind kepunyaan Easy Beat. Tetapi lagu-lagu lainnya sangat kental terasa pengaruh dari berbagai group prog seperti Genesis, Gentle Giant, Kansas bahkan Deep Purple. Huma diatas bukit misalnya bagian akhirnya berisi Firth of Fifth-nya Genesis. Friday on My Mind juga dicampur dengan Dancing with The Moonlight Knight, hahahahaha..
Tapi terlepas dari masalah orisinalitas, album ini sangat enak dinikmati dan mungkin pada tahun 70an dapat dijadikan pengantar kepada dunia prog-rock dunia yang lebih luas. Bravo....
BTW, God Bless sudah meremix lagu-lagu pada album ini, sehingga kalau kita cari saat ini sudah tidak terlalu mirip Genesis khususnya.....


GOD BLESS
God Bless

Studio Album, released in 1976

Songs / Tracks Listing
1. Huma Di Atas Bukit (5:05)
2. Rock Di Udara (4:52)
3. Sesat (5:35)
4. Eleanor Rigby (5:34)
5. Gadis Binal (4:08)
6. Friday On My Mind (6:40)
7. Setan Tertawa (4:21)
8. She Passed Away (6:33)

Total Time 42:51

   Line-up / Musicians
- Ahmad Albar / lead vocal
- Donny Fatah / bass, vocal
- Ian Antono / lead guitar, vocal
- Teddy Sujaya / drums
- Yockie Soeryoprayogo / organ, moog, electric piano, piano

Releases information
Pramaqua, initially in the cassette format and it was reissued and remastered in CD format in 2000.



Senin, 01 Januari 2018

Menikmati Musim Ke 5 Di Quebec

Band Folk Prog dari Quebec ini hanya menghasilkan 3 album selama tahun 70an sebelum diam-diam membubarkan diri. Sebetulnya sangat disayangkan, karena musik yang dihasilkan indah sekali, sangat lembut, romantis. Kekasih saya, teman wanita saya satu-satunya (ceile...) mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya jenis musik prog yang ia sukai... hehe. Sulit juga membayangkan ada wanita yang tahan hidup dengan saya dan harus mendengarkan prog setiap saat. Tentu perjuangan yang berat. Kekasih ku tercinta... terima kasih ya ...

Kembali ke laptop... ini adalah album kedua dari Harmonium yang menceritakan tentang apa yang terjadi seandainya didunia ada 5 musim. Oleh karena nya ada 5 lagu dialbum ini, yang semuanya menggambarkan musim-musim. Empat lagu pertama menceritakan musim semi, musim panas, musim gugur, musim salju secara cerdas. Musim semi riang, kemudian meningkat hingga musim panas yang sangat gembira (bahkan dengan musik dixie), kemudian semakin gelap dan sunyi saat lewat musim gugur dan dingin. Jadi album ini memang satu kesatuan, kita harus mendengarkan terlebih dulu 4 lagu sebelumnya sebelum memasuki lagu epik berdurasi 17 menit yang menggambarkan musim ke 5. Histoires Sans Paroles (Cerita tanpa kata). Ya semua lagu dinyanyikan dalam bahasa perancis memang, tapi tak perlu mengerti karena lirik hampir semua tenggelam oleh melodi yang sangat indah. Oh ya, tak ada drum disini, hanya gitar, piano, mellotron, flute dan bahkan suara akordion. 
So... seperti apa musim ke 5 itu sebenarnya. Wow........absolutely dreammy....      

Hehe.. baiklah, sepertinya ini waktu yang tepat untuk mengajak kekasih saya jalan-jalan melewati pagi yang berembun....


SI ON AVAIT BESOIN D'UNE CINQUIÈME SAISON
Harmonium

Studio Album, released in 1975

Songs / Tracks Listing

1. Vert (5:34) 
2. Dixie (3:26) 
3. Depuis L'Automne (10:25) 
4. En Pleine Face (4:51) 
5. Histoires Sans Paroles (17:12) 
- a L'Isolement 
- b L'Appel 
- c La Rencontre
- d L'Union 
- e Le Grand Bal

Total Time: 41:28

Line-up / Musicians
- Serge Fiori / 6- & 12-string acoustic guitars, concert flute, mandolin, zither harp, bass drum, cymbal, spoons, vocals
- Michel Normandeau / acoustic guitar, accordion, dulcimer, vocals
- Serge Locat / piano & electric piano, Mellotron, synthesizer
- Pierre Daigneault / concert & piccolo flutes, soprano saxophone, clarinet & bass clarinet, recorder
- Louis Valois / bass, electric piano, vocals

With:
- Marie Bernard / Ondes Martenot (3,4)
- Judi Richards / vocalisations (5-c)
- Fred Torak / co-arranger

Releases information
Artwork: Louis-Pierre Bougie
LP Célébration - CEL 1900 (1975, Canada)
CD Polydor - P2 33990 (1991, Canada)

Sinkronisasi: Dave Sinclair

Dave Sinclair adalah seorang bintang prog serba bisa. Ia adalah composer, penyanyi dan keyboardist yang mendirikan pelopor aliran Canterb...