Sabtu, 30 Desember 2017

Hamburger Lezat dari Belanda

Hati-hati kawan, Focus adalah badai. Ya badai memabukkan yang terdiri dari musik klasik baroque dan prog yang kental. Group yang dimotori oleh Thijs Van Leer dan Jan Akkerman ini sangat berpengalaman dalam meramu badai dan mempersembahkannya untuk kita, seperti juga pada album yang merupakan album ke 4 dari group asal belanda ini. Separuh sisi album terisi oleh lagu yang sama dengan judul albumnya. Sebagian besar instrumental dengan sedikit vokal tambahan khas Focus, geraman, yodeling dan siulan, bahkan cuplikan drama (atau puisi?) dalam bahasa belanda. Terkadang memang Focus seperti berusaha menampilkan humor dalam lagu-lagunya yang sebenarnya sangat serius.
Badai ini dibagi dalam 5 lagu, dengan Hamburger Concerto yang terbagi dalam 6 bagian seperti cara menyajikan hamburger: starter, rare, medium, well done, dan sebagainya. Unik dan lezat mannn....
Tapi lagu-lagu lainnya juga tak sembarangan, La Cathedral de Strasbourg adalah lagu yang indah dengan hanya sedikit lirik yang nostalgik. saya ragu apakah ini kebetulan sebuah album religi? Pada akhirnya kita memang diajak untuk menjelajahi sisi spiritualitas orang belanda ....... sambil menikmati seporsi hamburger yang lezat tentunya.....


HAMBURGER CONCERTO
Focus

Studio Album, released in 1974

Songs / Tracks Listing
1. Delitae Musicae (1:13) 
2. Harem Scarem (5:52) 
3. La Cathedrale De Strasbourg (4:59) 
4. Birth (7:46) 
5. Hamburger Concerto (20:19) 
i) Starter 
ii) Rare 
iii) Medium I 
iv) Medium II 
v) Well Done 
vi) One For The Road 

Total time 40:09 

Line-up / Musicians
- Thijs van Leer / vocals, organ, piano & electric piano, flute & alto-flute, ARP synthesiser, harpsichord, recorder, Mellotron, vibes, accordion, organ (St. Mary the Virgin - Barnes), handclaps & whistling
- Jan Akkerman / guitars, lute, timpani, handclaps
- Bert Ruiter / bass, autoharp, triangles, Chinese finger cymbals, swiss bells
- Colin Allen / drums, congas, tambourine, castanets, cabasa, woodblock, Chinese gong, timpani, flexatone, cuíca

Releases information
Artwork: Wade Wood Associates with Ian Murray (art direction)
LP Polydor ‎- 2442124 (1974, UK)
LP Atco - SD 36100 (1974, Canada)
CD EMI - CDM 7 48860 (1988, Europe) With 1 bonus track
CD Red Bullet - RB 66.191 (2001, Netherlands) With 1 bonus track



Kamis, 28 Desember 2017

Came - Music Inspired By The Snow Goose (1975)

Album ini bersama Mirage dan Moonmadness sering dianggap sebagai trilogi album terbaik Camel pada tahun 70an. Terinspirasi oleh cerita kanak-kanak The Snow Goose yang ditulis Paul Gallico, pada awalnya Camel berniat memasukan lirik pada album ini, tetapi terhalang oleh masalah copyright, Camel akhirnya membuat album instrumental yang sangat manis. Lagu-lagu berdurasi pendek indah melengkapi kisah perjalanan Rhayader bersama Fritha bersama La Princess Perdue sang snow goose. Melodi yang dimainkan Andy Latimer, Peter Bardens dan teman-temannya ini sangat mudah diingat dan tentu saja sukar dilupakan. Seorang kawan bercerita bahwa ia pernah mengemudi dengan memasang album ini pada pemutar CDnya dan ternyata album ini begitu bagus sehingga ia harus mengemudi lebih jauh agar sampai ke rumahnya lebih lama 45 menit, supaya album ini dapat ia dengarkan seluruhnya sampai selesai. Hahahaha...
Tetapi banyak kritiskus yang menilai album ini terlalu membosankan, ini tidak nge-prog, bahkan ada yang berpendapat ini adalah jenis symphonic prog yang ringan dan hanya untuk wanita..
Hahaha, masak iya sih. saya sendiri merasa Camel berhasil menterjemahkan cerita yang indah dan sedih ini kedalam serangkaian lagu-lagu yang lembut dan tak kalah indahnya. Tentu saja anda harus memahami cerita aslinya dulu agar dapat mengerti makna album ini.
BTW, album ini di re-recorded oleh Camel (tentu tanpa Peter Barden) tahun 2013 dengan hasil yang juga memuaskan......


Studio Album, released in 1975

Songs / Tracks Listing
1. The Great Marsh (2:02) 
2. Rhayader (3:01) 
3. Rhayader Goes To Town (5:20) 
4. Sanctuary (1:05) 
5. Fritha (1:19) 
6. The Snow Goose (3:12) 
7. Friendship (1:44) 
8. Migration (2:01) 
9. Rhayader Alone (1:50) 
10. Flight Of The Snow Goose (2:40) 
11. Preparation (3:58) 
12. Dunkirk (5:19) 
13. Epitaph (2:07) 
14. Fritha Alone (1:40) 
15. La Princesse Perdue (4:44) 
16. The Great Marsh (1:20)

Total Time: 43:22

Line-up / Musicians
- Andy Latimer / electric, acoustic & slide guitars, flute, wordless vocals (8,11)
- Peter Bardens / organ & pipe organ, Minimoog & ARP Odyssey synths, acoustic & electric pianos
- Doug Ferguson / bass, duffle coat
- Andy Ward / drums, Varispeed percussion, vibes

With:
- David Bedford / orchestral arranger & conductor
- The London Symphony Orchestra

Releases information
ArtWork: Modula (For legal reasons the cover would have to be edited to mention "Music inspired by The Snow Goose"; the 2013 re-recording recovered the original simpler title)
LP Janus Records ‎- JXS 7016 (1975, US) Initial US cover art w/o the mention "Music inspired by"
LP Decca - SKL-R 5207 (1975, UK)
CD Deram ‎- 800 080-2 (1983, Europe)
CD Decca - 882930 (2002, UK) Remastered by Paschal Byrne w/ 5 bonus tracks 
2xCD Decca ‎- 531 4614 (2009, Europe) 24-bit remaster by Paschal Byrne w/ 4 bonus tracks (omits tr. 19 from 2002) & extra disc including Live recordings for the BBC in 1975



Selasa, 26 Desember 2017

Porcupine Tree - Fear Of A Blank Planet (2007)

Album bagus ini berjudul Fear Of A Blank Planet dari group kesayangan saya (banyak banget kesayangan nya hahah..) Porcupine Tree (PT) yang dipimpin oleh sang tangan emas Steven Wilson (SW). 
Saya ingat pertama kali menemukan PT saat masih jadi student di satu negara di eropa. Lagu-lagunya sangat depresif dan melankolis, cocok sekali dengan cuaca saat itu di akhir musim gugur yang dingin dan gloomy. Sore hari saat pulang dari kampus, di ujung jendela dormitori yang sunyi sambil mendengarkan Lazarus nya PT. Wah rasanya ingin pulang saja ke tanah air meninggalkan semua yang ada di perantauan, heheh..
BTW, dormitory itu memang sangat sunyi, salah satu professor saya malah berkelakar bahwa tempat itu cocok untuk bunuh diri, hhiiiiiii....
Cukup sudah intermezzonya. Tapi album ini memang album yang depresif, bercerita tentang remaja bermasalah yang dengan gaya hidup jaman sekarang termasuk penggunaan obat-obatan. Bila dibuat skala 1 hingga 5, maka semua lagu pada album ini adalah lagu prog bintang 4 atau 5. Sekali lagi tak ada filler, semua mantap, garang sekaligus indah. Favorit saya adalah lagu Anesthetize yang menceritakan pengalaman seorang saat menggunakan obat bius. PT pandai sekali bercerita dengan audio,  terasa sangat nyata didepan mata. Lagu lain yang sangat indah adalah Sentimental yang bercerita tentang perasaan setiap remaja. Kadang-kadang membuat saya berkaca dan menyadari bahwa saya harus bersyukur bahwa saya berhasil melewati masa remaja yang sangat berbahaya. Duh....
Album ini juga menampilkan beberapa bintang tamu yang hebat seperti John Wesley (backing vocal) Alex Lifeson (gitaris Rush) dan Robert Fripp yang tidak usah diragukan lagi.


Studio Album, released in 2007

Songs / Tracks Listing
1. Fear of a Blank Planet (7:28)
2. My Ashes (5:07)
3. Anesthetize (17:42)
4. Sentimental (5:26)
5. Way Out of Here (7:37)
6. Sleep Together (7:28)


Total Time: 50:08

Line-up / Musicians
- Steven Wilson / vocals, guitar, piano, keyboards, string arrangements, mixing
- Richard Barbieri / keyboards, synthesizers
- Colin Edwin / bass guitar
- Gavin Harrison / drums, percussion

With:
- Alex Lifeson / guitar solo (3)
- Robert Fripp / soundscapes (5)
- John Wesley / backing vocals
- Dave Stewart / string arrangements & orchestration
- London Session Orchestra / strings
- Gavyn Wright / orchestra leader

Releases information
Artwork: Lasse Hoile (photo) with Carl Glover (design)
CD Roadrunner Records ‎- RR 8011-2 (2007, Europe)
CD Atlantic ‎- 2-115900 (2007, USA)

Return To Forever - Live (1977)

Ada kisah yang agak lucu tentang album ini. Ketika saya mendengarnya untuk pertama kali, ini adalah album Return To Forever (RTF) saya yang pertama, dan saya menyangka nama group band fusion hebat ini adalah Return To Forever Live, hehehe. Padahal kata Live adalah judul dari album ini yang memang merupakan sebuah album pertunjukan Live dari RTF pada tahun 1977.
Saya baru sadar ketika berkali-kali mendengarkan lagu Endless Night di album ini dan hanya mendengar Gayle Moran menyanyi dengan kata-kata Return To Forever... tanpa kata ... Live dibelakangnya. Hehe saya sempat berpikir keren amat nih namanya.
Tapi album ini memang mantap man... Full of fusion. Berbeda dengan lagu-lagu aslinya, lagu-lagu versi live terasa lebih panjang dan kaya improvisasi. Mungkin ini perbedaan musisi fusion dari musisi symphonic yang lebih patuh memainkan lagu sesuai versi aslinya. Permainan Keyboard Chick Corea lagi-lagi sangat keren, improvisasi dan dialog terjalin terus dengan pemain brass dan juga bassist kesayangan saya Stanley Clarke. Mungkin Chick Corea terasa mendominasi tapi Joe Farrel dan Stanley Clarke juga diberi kesempatan bermain solo dengan sangat inspiratif. Drummer Jerry Brown dan vokalis Gayle Moran juga mengisi dengan cerdas setiap kesempatan, dan hasilnya sangat luar biasa. Memang tak ada gitaris Al Dimeola disini, bahkan tak ada gitaris sama sekali, tapi sekali lagi, ini adalah album keren dari group fusion yang lebih dari keren....


Live, released in 1977

Songs / Tracks Listing
1. Opening '77 (7:10)
2. The Endless Night (20:23)
3. The Musician (6:58)
4. Stanley's Introduction (1:24)
5. Hello Again (6:02)
6. So Long Mickey Mouse (6:43)
7. Musicmagic (27:26)
8. Come Rain or Come Shine (3:55)
9. Serenade (14:53)
10. The Moorish Warrior and Spanish Princess (19:20)
11. Stanley's Introduction (2:02)
12. Spanish Fantasy (24:46)
13. Chick's Closing Introductions (1:09)
14. On Green Dolphin Street (9:35)

Total Time: 151:46

Line-up / Musicians
- Jerry Brown / drums
- Stanley Clarke / bass, piccolo, vocals, bass (acoustic), piccolo bass 
- Chick Corea / synthesizer, piano, voices, clavinet, Arp, Fender Rhodes, Oberheim, Mini Moog 
- Joe Farrell / flute, piccolo, saxophone (Soprano), saxophone (Tenor)
- Harold Garrett / tuba, horn (Baritone), trombone (bass)
- Gayle Moran / organ, synthesizer, organ (Hammond), piano (electric), vocals, Mellotron, Mini Moog
- Ron Moss / trombone (Tenor)
- Jim Pugh / horn (Baritone), saxophone (Tenor), trombone (Tenor)
- James Tinsley / trumpet, flugelhorn, piccolo, piccolo trumpet

Releases information
Columbia


Genesis - Selling England By The Pound (1973)

Ah... sebetulnya aku gemetar ketika memilih album ini: Selling England By The Pound (SEBTP) dari Genesis. Album yang dirilis tahun 1973 ini bahkan terlalu bagus untuk direview. Saya rasa album ini merupakan salah satu dari 3 album prog terbaik sepanjang masa. Apa anda setuju? hehehe. Mungkin saya berlebihan, tapi anda tak bisa anda seorang progger kalau tidak pernah mendengar album ini. Seorang kawan malah berkata bahwa andai rumahnya kebakaran, maka SEBTP adalah salah satu yang ia selamatkan duluan, hahahahah...
Bagi saya sendiri album ini penting karena menandakan perubahan pemahaman saya tentang genesis. Album ini adalah album Genesis ketiga yang saya miliki setelah Abacab dan Duke. jadi bisa anda bayangkan betapa kagetnya saya setelah menemukan genesis era Peter Gabriel yang sangat symphonic dan jauh berbeda dengan era Phil Collins.
Album ini dirilis oleh formasi genesis terbaik yang pernah ada: Peter Gabriel sebagai vokalis, gitaris Steve Hackett, Phil Collins pada drum, Tony Banks memainkan keyboard dan Mike Rutherford pada bass gitar. Album nya sendiri bercerita tentang krisis ekonomi Inggris yang berdampak pada kehidupan kelompok sosio-ekonomi menengah ke bawah. Banyak sindiran dan metafora yang dituliskan Peter Gabriel pada liriknya terutama pada lagu pertama Dancing With The Moonlit Knight dan Aisle of Plenty. I Know What I Like bercerita tentang Inggris dari pandangan seorang pencukur rumput. Ada juga cerita tentang perang antar gang pada The Battle Of Epping Forest. Lagu-lagu lainnya juga tak kalah dahsyat. Cinema Show... wow. Lagu ini sampai saya hapal betul melodi dan liriknya. Firth of Fifth dengan permainan keyboard Tony Banks, flute Peter Gariel serta gitar Steve Hacket, yang tak mungkin dilupakan... Begitu juga dengan After The Ordeal. Jempolan deh. Mungkin lagu More Fool Me yang dinyanyikan oleh Phil Collins sering dianggap sebagai filler saja dan tidak esensial dalam SEBTP, tapi buat saya semua lagu disini adalah masterpiece dan menandakan era Genesis di puncak kejayaan nya...   



Studio Album, released in 1973

Songs / Tracks Listing
1. Dancing With The Moonlit Knight (8:01) 
2. I Know What I Like (In Your Wardrobe) (4:06) 
3. Firth Of Fifth (9:34) 
4. More Fool Me (3:09) 
5. The Battle Of Epping Forest(11:43) 
6. After The Ordeal (4:12) 
7. The Cinema Show (11:06) 
8. Aisle Of Plenty (1:31)

Total Time: 53:22

Line-up / Musicians
- Peter Gabriel / lead vocals, percussion, flute, oboe
- Steve Hackett / electric guitar, nylon acoustic guitar
- Tony Banks / keyboards (piano, Hammond, Mellotron, ARP Pro Soloist synth), 12-string guitar
- Mike Rutherford / bass, 12-string guitar, electric sitar
- Phil Collins / drums, percussion, lead (4) & backing vocals

Releases information
Artwork: Adapted from Betty Swanwick painting "The Dream"
LP Charisma CAS1074 (1973, UK)
CD Charisma ‎- CASCD 1074 (1985, Europe)
CD Virgin ‎- CASCDX 1074 (1994, Europe) Remastered by Chris Blair, Geoff Callingham & Nick Davis
CD Atlantic ‎- 82675-2 (1994, US) Remastered by Chris Blair, Geoff Callingham & Nick Davis
CD Virgin ‎- GENCDY 4 (2008, Europe) Remastered by Tony Cousins and mixed by Nick Davis




Minggu, 24 Desember 2017

Mahavishnu Orchestra - The Inner Mounting Flame (1971)

Akhirnya akhir pekan sekali lagi tiba. Penuh sekali jadwal akhir tahun ini. Sekali lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun selalu aku terjebak pada pembuatan berbagai laporan yang menumpuk. Hehe..
Tapi hari ini aku mengistirahatkan sebentar mataku, lalu memutar koleksi prog yang terbaik secara shuffle. Hanya ada sekitar 100 album prog dikoleksi khusus ini, dan biasanya aku memilih satu album yang akan kudengarkan secara khusus dari urutan shuffle ini.
Oleh karena itulah saya sampai pada album ini, The Inner Mounting Flame dari Mahavishnu Orchestra yang merupakan album jazz rock/ fusion yang pertama saya miliki.
Mahavishnu Orchestra dimotori oleh gitaris John McLaughin (JML) yang pernah bekerja bersama penemu Fusion Miles Davis dan Lifetime-nya Tony William. JML dikabarkan mengalami pencerahan spiritual dengan bantuan seorang "guru" yang bernama Sri Chinmoy, yang membuat JML membuat group fusion dan lagu-lagu yang bertema "timur".
Dalam album bagus yang dianggap sebagai pintu gerbang fusion ini JML dibantu oleh permainan keyboard yang sepadan dari Jan Hammer. Juga Jerry Goodman yang memainkan violin secara agresif dan melodius. Pada rhythm section ada drummer genius yang sangat cepat Billy Cobham serta bassist Rick Laird.
Album ini sendiri berisi 8 lagu, yang menawarkan pengalaman perjalanan virtual bukan ke angkasa tapi pada kesadaran kosmos yang lebih tinggi. Anda akan diajak menyalakan spirit dalam diri anda sendiri sampai mencapai enlightment setelah melewati beberapa tahapan. Jadi duduk relaks saja, buka pikiran dan semoga anda mendapat pengalaman transedental.


Studio Album, released in 1971

Songs / Tracks Listing
1. Meeting Of The Spirits (6:52) 
2. Dawn (5:10) 
3. Noonward Race (6:28) 
4. A Lotus On Irish Streams (5:39) 
5. Vital Transformation (6:16) 
6. The Dance Of Maya (7:17) 
7. You Know, You Know (5:07) 
8. Awakening (3:32)

Total Time: 46:34

Line-up / Musicians
- John McLaughlin / acoustic (4) & electric guitars, producer
- Jan Hammer / piano (4), Fender Rhodes, organ (?)
- Jerry Goodman / acoustic (4) & electric violins
- Rick Laird / bass (excl. 4)
- Billy Cobham / drums (excl. 4)

Releases information
Artwork: Ron Coro with Anthony Hixon (photo)
LP Columbia - KC 31067 (1971, US)
CD Sony Records ‎- SRCS 7009 (1991, Japan)
CD Columbia - CK 65523 (1998, xW) Remixed & 24-bit remastered by Mark Wilder & Rob Schwarz
CD Columbia ‎- 88697 93034 2 (2011, Europe) Remastered by Maria Triana & Mark Wilder,
included in "The Complete Columbia Albums Collection" 5 CDs boxset, w/ 1 bonus Live track


Jumat, 22 Desember 2017

Mike Oldfield - Ommadawn (1975)

Tiap kali menjelang musim dingin, saya entah kenapa selalu teringat album lama ini. Album jempolan dari Mike Oldfield yang bejudul Ommadawn. Mungkin karena suasana inggris utara yang ditampilkannya, lengkap dengan pan pipes dan dering bel. Cerita tentang salju dan kegembiraan bermain-main dengan alam yang dingin dan sunyi. Wiih.....
Mike Oldfield (MO) adalah seorang multi-instrumentalis yang serba bisa memainkan sendiri berbagai alat musik, walau ia sendiri lebih menganggap bahwa ia adalah seorang gitaris. Mungkin juga teman-teman tahu bahwa ia adalah kakak kandung dari vokalis Sally Oldfield yang juga terkenal pada tahun 70an. MO memulai karirnya sebagai pemain bass lalu gitar bersama mantan pendiri Soft Machine, Kevin Ayers, kemudian bekerja sebagai musisi studio di Abbey Road, saat ia mulai berexperimen dengan berbagai alat musik yang pada akhirnya menghasilkan karya besar: Tubular Bells pada tahun 1973.
Album Ommadawn ini adalah album studio nya yang ke 4, berisi hanya 1 lagu yang dibagi dalam 2 bagian berdurasi hampir 20 menit masing-masing. Hampir seluruhnya instrumental, kecuali akhir bagian 2 yang diberi judul: On Horseback. Permainan gitar dan juga instrument lain  pada album sangat indah dan syahdu. Memasuki menit ke 7 bagian kedua, terdengar permainan bag pipes dari Paddy Moloney serta pan pipes dari Terry Oldfield (juga adiknya MO) yang bisa membuat saya menangis. Rasanya rindu kembali menjelajahi tanah inggris utara yang berkabut dan misterius. Angin juga mungkin menangis, apalagi saat memasuki menit ke 14 , saat Mike Oldfield dan  William Murray mulai menyanyi dan dilanjutkan oleh paduan suara kanak-kanak Penrhos kids.....

Hey and away we go
Through the grass, across the snow
Big brown beastie, big brown face
I'd rather be with you than flying through space

That's true. I'd rather be with you, Mike...


Studio Album, released in 1975

Songs / Tracks Listing
1. Ommadawn Part 1 (19:14) 
2. Ommadawn Part 2 (incl. "On Horseback") (17:07) 

Total Time: 36:21

Line-up / Musicians
- Mike Oldfield / acoustic, classical, 12-string & electric guitars, acoustic & electric basses, mandolin, harp, bouzouki, banjo, grand piano, spinet, Farfisa organ, ARP 2600 & Solina synths, bodhran, glockenspiel, accordion (6), assorted percussions (marimba, gong, tubular bells), producer

With:
- Paddy Moloney / Uillean pipes
- Terry Oldfield / Pan pipes
- Don Blakeson / trumpet
- The Hereford City Band / brass ensemble
- Leslie Penning / recorders, conductor (brass ensemble)
- David Strange / cello
- Pierre Moerlen / tympani
- William Murray / percussion
- Jabula ensemble (Julian Bahula, Ernest Mothle, Lucky Ranku, Eddie Tatane) / African drums 
- Sally Oldfield / vocals
- Bridget St. John / vocals
- Clodagh Simonds / vocals
- Penrhos kids (Jason, Abigail, Ivan and Briony Griffiths) / vocals (1 - On Horseback section)

Releases information
Artwork: David Bailey (photo)
LP Virgin - V2043 (1975, UK)
LP Virgin - 27 493 XOT (1976, Netherlands) w/ 1 bonus track
LP Virgin SVLP 322 (2001)


Minggu, 17 Desember 2017

Daniel Cavanagh - Monochrome (2017)

Daniel Cavanagh (DC) adalah gitaris dan penulis lagu utama dari Group Post Metal Anathema. Saat ia menulis lagu, mungkin ada beberapa lagu yang dirasakan tidak cocok untuk Anathema sehingga dikumpulkannya untuk solo albumnya seperti album Monochrome ini.
Lagu-lagu dalam album ini sangat depresif, melankolis dan menyentuh. Seorang teman berkata bahwa sangat mirip dengan album Weather System-nya Anathema. Permainan piano dan gitar DC terkesan menjerit, bahkan meratap. Hampir senada dengan vokalnya yang mengiris-ngiris jantung, hehe. Sangat tepat bila DC menghadirkan violis Anna Phoebe dan vokalis jempolan Anneke van Griersbergen. Album ini adalah cerita DC sebenarnya. Cerita masa kecilnya. Jalan hidup yang berbeda dan terpencil. Sendirian dan ditolak. Hingga akhirnya DC menemukan dirinya dalam musik. Sebuah autobiografi yang dibuka untuk kita semua.....


Studio Album, 2017

Tracklist
The Exorcist
This Music
Soho
The Silent Flight Of The Raven Winged Hours
Dawn
Oceans Of Time
Some Dreams Come True

Personnel
Instruments – Daniel Cavanagh
Mastered By – Daniel Cardoso
Recorded By – Andrea Wright (2)
Violin – Anna Phoebe
Voice – Anneke van Giersbergen, Daniel Cavanagh
Written-By, Producer, Performer – Daniel Cavanagh

Notes
Digipak packaging
Recorded at Parr street studio, Liverpool
Mastered at UltraSoundStudios 3, Lisboa


Sabtu, 16 Desember 2017

Peter Hammill - From The Trees.... (2017)

Album berikutnya yang masuk meja tinjauku adalah sebuah kumpulan puisi yang dimusikalisasi oleh Peter Hammill (PH). Sebuah album berjudul From The Trees yang semua lirik dan lagunya ditulis, dinyanyikan dan dimainkan oleh PH seorang diri. PH seperti kita ketahui bersama adalah vokalis dan motor dari group gaek Van Der Graaf Generator (VDGG), yang sangat eksis di dunia prog rock sejak tahun 1967 dan tetap aktif hingga sekarang.
Hampir semua lagu-lagu top VDGG ditulis oleh PH, dan itu membuat tema yang hampir sama termasuk pada album ini. Cinta yang hilang, harapan tersembunyi, ruang hampa, dan hal-hal sejenisnya adalah tema utama lagu-lagu PH. Album ini terasa sangat akustik. PH mengerang, berteriak, menyerang, bercerita, protes dengan hanya menggunakan kekuatan puisinya yang hanya diiringi oleh petikan gitar, bass, atau piano. Menurut PH sendiri, berbeda dengan album-album pada umumnya, semua lagu sudah selesai ketika dibawa ke studio rekaman. Jadi proses kreatif hanya terjadi dalam benak PH daripada dalam studio.
Saya pribadi selalu menyukai cara PH menyanyi dan menulis lagu-lagunya, termasuk pada album ini.

Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. My Unintended
2. Reputation
3. Charm Alone
4. What Lies Ahead
5. Anagnorisis
6. Torpor
7. Milked
8. Girl to the North Country
9. On Deaf Ears
10. The Descent

Line-up / Musicians
- Peter Hammill / vocals, instruments, producer

Releases information
Label: Burning Shed
Format: CD, Digital, Vinyl
November 3, 2017


Jumat, 15 Desember 2017

Magnesis - Pres En Bulles..... (2017)

Album terbaru Magnesis yang berjudul Pres En Bulle ini hanya berisi 1 lagu berjudul sama yang terbagi dalam 2 bagian. Setiap bagian berdurasi panjang lebih dari 20 menitan. Sebagian besar lagu adalah instrumental epik yang walaupun panjang tidak terasa membosankan.  Bercerita tentang sebuah perjalanan delusional meloncati berbagai kenang-kenangan. Kita diajak berjalan-jalan di suasana pedesaan perancis menjelang musim dingin. Pada bagian pertama kita mengujungi sebuah pertanian dan menikmati berbagai kegiatan yang rutin dilakukan. Bangun pagi dengan secangkir kopi. Ada burung-burung kecil berceloteh, ada lenguhan sapi perahan, ada melodi yang riang, tapi terkadang menina-bobokan, tak pernah sekalipun membosankan. Vokal hanya sedikit sekali dan memang menjadi tak penting. Ide-ide lebih lancar mengalir tanpa narasi yang memang tak diperlukan.  pada bagian kedua kita diajak mengikuti kegiatan yang lebih menantang, berburu, menelusuri gua, mencari jamur dan lain sebagainya. Kita diperkenalkan pada sisi gelap yang lebih dingin, misterius. Melodi jadi terasa melankolis dan lebih berjarak tapi bass dan drum terasa memikat dengan pesona yang memabukkan.
Magnesis didirikan pada tahun 1987 oleh dua sahabat sekolah: Eric Tillerot dan Frederiuc  Przybyl (...susah banget namanya, hehe). Magnesis sudah menghasilakan 9 album studio. Group ini digolongkan neoprog, tetapi album bagus terakhir ini menurut saya lebih symphonic daripada neo.


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. Prés En Bulles (Pt.1) (21:56)
2. Prés En Bulles (Pt.2) (27:12)

Total Time 49:08

Line-up / Musicians
- Steven Codfert / guitars
- Jean-Pierre Matelot / keyboards
- Denis Codfert / drums
- Maxime Formey / bass
- Eric Tillerot / vocals

Releases information
Label: Musea Parallèle (MP 3333)
Format: CD, Digital
October 11, 2017

Kamis, 14 Desember 2017

Panzerballett - X-mas Death Jazz (2017)

Bukan album lagu natal biasa

Menjelang perayaan hari natal saya mendapatkan kiriman album Panzerballett (PB) terbaru yang berjudul X-mas Death Jazz. Dari judul dan daftar lagu yang dimainkan, terkesan ini adalah satu album lagu-lagu natal yang direcycled oleh PB dengan gayanya sendiri. Dugaan ini tidak terlalu salah, tapi PB sangat banyak merubah lagu-lagu natal ini sehingga saya sendiri agak sulit mengenalinya. Saya memang bukan seorang yang religius, apalagi seorang kristiani, hehe. Tetapi rasanya PB cukup berhasil memberi warna baru yang malah lebih dominan dengan sari warna asli lagu-lagu ini sehingga tidak terasa sebagai sebuah album lagu-lagu natal.
PB sendiri didirikan di Munich oleh Jan Zehrfeld (JZ) yang merupakan gitaris dengan latar belakang pendidikan musik klasik, bersama beberapa anggota lain yang kesemuanya memiliki tekhnik bermain musik yang sangat tinggi (baca: sulit). Musik mereka dideskripsikan sebagai jazz-metal. JZ sendiri mengatakan bahwa ia sering merasa marah pada sesuatu hal, dan musik adalah saluran agresinya, hehe.
Oleh karena itu tidaklah aneh kalau album terakhir ini rasanya cukup agresif atau bisa juga dibilang dengan progresif walau tetap mengusung tema hari natal.
Oya, album ini juga beberapa bonus lagu dengan versi instrumental yang menurut saya lebih baik daripada versi dengan vokal. Tetapi ini mungkin hanya masalah selera, hahahaha. kehadiran Mattias Eklundh sebagai gitaris tamu juga menambah nilai positif. Bravo!!
Jadi sebagai kesimpulan, album ini bukan album natal biasa. Ah sebenarnya yang tepat adalah album ini bukan album natal sama sekali, hanya terinspirasi dari lagu-lagu natal.


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. White Christmas (5:32)
2. Kling Glöckchen (6:46)
3. Little Drummer Boy (5:57)
4. Es Kommt Bald (5:45)
5. Last Christmas (6:59)
6. Rudolph, The Red-Nosed Reindeer (5:16)
7. For Whom The Jingle Bells Toll (5:48)
8. Let It Snow (5:21)
Bonus: Instrumental Versions
9. White Christmas (5:32)
10. Rudolph, The Red-Nosed Reindeer (5:15)
11. Es Kommt Bald (5:45)
12. Let It Snow (5:18)

Line-up / Musicians
- Jan Zehrfeld / guitar, backing vocals (3,4), co-producer
- Josef Doblhofer / guitar solos (3,8,10,12)
- Alexander von Hagke / tenor saxophone
- Heiko Jung / bass
- Sebastian Lanser / drums 

With:
- Mattias Ia Eklundh / guitar solo & vocals (1,6)
- Jen Majura / backing vocals (1,4)
- Martin Strasser / vocals (4)
- Mike Keneally / vocals (8)
- Steffen Kummerer / vocals (8)

Releases information
Artwork: Bernth Brodträger
CD Gentle Art Of Music ‎- GAOM 052 (2017, Europe)
2xLP Gentle Art Of Music ‎- GAOM LP 052 (2015, Germany)


Sabtu, 09 Desember 2017

The Enid - Resurgency (2017)

Aahh... Akhirnya akhir minggu ini datang juga. Kukira tak akan pernah datang, hehehe. Maklum sebagai tenaga kerja honorer saya terkadang harus mengambil berbagai pekerjaan sampingan agar dapur tetap ngebul, heheh. Kalian tahu sendiri berapa sih penghasilan seorang kurator. Kurator musik lagi hahahahaha.

Tapi sudahlah, kok kalian jadi mendengar curhatku hehe. Pokoknya akhir minggu telah datang dan aku dapat membahas album baru salah satu group kesayanganku, The Enid, yang berjudul Resurgency. Album studio ke 23 dari The Enid ini menandakan satu babak penting dalam sejarah The Enid, yaitu tanpa Robert John Godfrey (RJF) lagi sebagai leadernya. Semenjak terserang penyakit Alzheimer, RJF pelan-pelan memang memasuki masa pensiun dari dunia musik.

Sekedar mengingatkan kembali RJG adalah juga mantan angota group prog terkenal Barclay James Harvest, yang mendirikan The Enid bersama Stephen Stewart dan Francis Lickerish pada tahun 1974. The Enid berkonsep perpaduan rock dengan musik klasik dan ditandai oleh permainan orkestra yang sangat kental. Berbeda dengan artis lain yang mengkombinasi rock dan klasik, The Enid lebih berat bobot musik klasiknya dsaripada rock nya. dan lebih unik lagi, RJG menghasilkan semua bunyi orkestra dari keyboardnya dengan sangat ahli. Sepintas kita akan menyangka ada orkestra dibelakang The Enid, tapi hal itu tidak ada, hehe.

Jadi lagi-lagi agak susah membayangkan The Enid tanpa RJG, sepeeti pada album ini. Album ini sendiri ternyata tidak mempunyai lagu baru, semuanya lagu lama yang dikemas ulang oleh anggota The Enid yang tersisa. Semua lagu berasal dari trilogi album The Enid tentang makna kehidupan, yaitu: Journey's End (2010), Invicta (2012) dan Dust (2016). Resurgency lebih merupakan kompilasi daripada album baru. Walau direkam ulang, saya agak sulit menemukan perbedaan lagu-lagu dialbum ini dengan versi aslinya. Setidaknya mempunyai kualitas yang sama kalau tidak mau dibilang kurang. Tidak ada improviasi atau inovasi baru yang jelas terlihat, akibatnya pertanyaan saya tentang keberlanjutan The Enid tanpa RJG belum sepenuhnya terjawab.....


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. Reborn In The Fire (3:34)
2. Space Surfing (4:23)
3. Malacandra (12:48)
4. Leviticus (6:04)
5. Terra Firma (6:27)
6. Who Created Me (5:37)
7. Witch Hunt (6:32)
8. Someone Shall Rise (5:12)
9. Shiva (7:52)

Total Time 58:29


Line-up / Musicians
Jason Ducker / guitar, programming
Zachery Bullock / vocals, keyboards
Dominic Tofield / drums


Releases information
Label: Operation Seraphim
Format: CD
May 26, 2017



   

Kamis, 07 Desember 2017

Rush - Farewell To The Kings 40th Anniversary Edition

Sama sekali tidak menyangka bahwa tahun ini menandai peringatan 40 tahun album hebat Rush, Farewell To The KIngs. Album ini termasuk penting menemani aku saat masa-masa sekolah. Berapa banyak waktu yang aku habiskan mendengarkannya dipemutar kaset dalam kamarku yang dingin. Mencoba menirukan Xanadu digitar tuaku, hingga terkagum-kagum pada seorang teman yang memainkan secara baik. 
Album ini direkam Rush dipuncak-puncak kejayaannya. Mereka telah merilis beberapa labum jempolan seperti 2112 sebelumnya, setelah album ini menyusul Hemisphere yang tak kalah dahsyat. Hanya terdiri dari 6 lagu, Album yang diinspirasi oleh film komedi berjudul Mr. Deeds Goes To Town dan Citizen Kane ini hanya dengan berisi 6 lagu. Favorit saya adalah Cygnus X-1 Book I yang kelak akan dilanjutkan di album Hemisphere. lagu bagus lainnya tentu adalah Xanadu dan Closer To The Heart. Walaupun Rush berasal dari Canada, ternyata album ini direkam selama 10 hari di Wales bersama produser handal: Terry Brown.
 Pada album anniversary ini, selain dtampilkan Farewell To The Kings yang telah diremastered, juga terdapat bonus track dari pertujukan Rush di Hammersmith Odeon pada tahun 1978. Beberapa cover version yang dibawakan oleh Dream Theater dan lain-laiin.  




Tracklist:

CD1: Original Album (2015 remaster)
01. A Farewell To Kings
02. Xanadu
03. Closer To The Heart
04. Cinderella Man
05. Madrigal
06. Cygnus X-1 (Book One – The Voyage)

CD2: Live At Hammersmith Odeon – February 20, 1978
01. Bastille Day
02. Lakeside Park
03. By-Tor & The Snowdog
04. Xanadu
05. A Farewell To Kings
06. Something For Nothing
07. Cygnus X-1
08. Anthem
09. Closer To The Heart
10. 2112
11. Working Man
12. Fly By Night
13. In The Mood
14. Drum Solo
15. Cinderella Man

CD3: Bonus tracks
01. Xanadu – Dream Theater
02. Closer To The Heart – Big Wreck
03. Cinderella Man – The Trews
04. Madrigal – Alain Johannes
05. Cygnus X-2 Eh

Line-up / Musicians
- Alex Lifeson / guitars, bass pedals 
- Geddy Lee / bass, bass pedals , vocals
- Neil Peart / drums, percussion

Minggu, 03 Desember 2017

PFM - Emotional Tattoos (2017)

Sama sekali bukan album yang buruk. Walaupun banyak sekali yang mengkritik album ini dengan nada negatif, menurut saya album Emotional Tattoos yang merupakan album studio ke 20 dari PFM ini sangat baik. Penuh dengan melodi dan ritme yang enak didengar. Teks nya pun ada dalam 2 bahasa, Inggris dan Italia, sehingga lebih mudah dimengerti. PFM memang salah satu raksasa RPI yang memelopori penerjemaahan lirik lagu mereka ke bahasa Inggris agar lebih mudah diterima oleh masyarakat dunia. Bahkan beberapa album legendaris mereka diterjemahkan oleh lyricist jempolan King Crimson, Peter Sinfeld. Walaupun konon kabarnya PFM tidak terlalu puas dengan hasilnya. Bisa dibayangkan memang kultur italia klasik PFM pastilah sukar sekali diterjemahkan ke kultur Inggris yang mungkin lebih kaku dan formal.
Jadi album ini terdiri dari 2 CD, CD pertama berbahasa Inggris dan CD kedua berbahasa Italia. Anehnya julah lagunya tidaklah sama. CD Inggris berisi 11 lagu, dan CD italia berisi hanya 10 lagu. Rupanya lagu Freedom Square tidak ada versi italianya. Karena rupanya lagu ini adalah lagu instrumental sehingga tentu tidak ada masalah dengan bahasa, hahahaha
Secara umum semua lagu ini berirama riang, dengan lirik yang jelas (Inggris). Suara violin yang dimainkan Lucio Fabbri juga sangat pas.
Lagu favorit saya adalah: A Day We Share yang sangat riang. Hannah juga sangat indah. Rasanya ada melodi yang familiar diselipkan disitu, tapi terus terang saya lupa dari lagu apa. It's My Road nampaknya adalah kesimpulan keseluruhan dari Emotional Tattoos.
Album ini adalah permulaan suatu awal yang baru buat PFM. Tanpa Franco Mussida dan hanya tinggal Frank Di Cioccio sebagai anggota ori, maka PFM mau tidak mau dituntut untuk berubah dan album ini adalah jawabannya. Tidak heran banyak sekali tema kebebasan dan perubahan. Menarik juga bila disimak bahwa lagu Hannah versi italia berjudul Le Cose Belle, yang berarti beautiful thing. Buat anda yang masih hidup dijaman PFM klasik maka anda adalah Hannah, kenangan indah yang mesti ditinggalkan....




Studio Album, released in 2017


Songs / Tracks Listing


CD 1 - English version
1. We're Not An Island (7:12)
2. Morning Freedom (6:06)
3. The Lesson (5:08)
4. So Long (5:56)
5. A Day We Share (6:03)
6. There's A Fire In Me (4:55)
7. Central District (5:27)
8. Freedom Square (Instrumental) (4:47)
9. I'm Just A Sound (5:57)
10. Hannah (5:16)
11. It's My Road (5:07)


CD 2 - Italian version
1. Il Regno (7:12)
2. Oniro (6:06)
3. La lezione (5:08)
4. Mayday (5:56)
5. La danza degli specchi (6:03)
6. Il cielo che c'è (4:55)
7. Quartiere generale (5:27)
8. Dalla Terra alla Luna (5:57)
9. Le cose belle (5:16)
10. Big Bang (5:07)



Line-up / Musicians

- Franz Di Cioccio / drums, vocals
- Patrick Djivas (Zivas) / bass


with
- Lucio Fabbri / violino, 2nd keyboards, 2nd guitar, vocals
- Marco Sfogli / guitar
- Alessandro Scaglione / keyboards
- Alberto Bravin / additional keyboards, vocals
- Roberto Gualdi / 2nd drums


Releases information
CD InsideOut Music (October 27, 2017, contains only Italian version)
2CD and Digital InsideOut Music (October 27, 2017, contains Italian and English versions)
CD+2LP InsideOut Music (October 27, 2017, contains Italian version on CD and English version on double LP)

Sabtu, 02 Desember 2017

Various Artist - Far Beyond New Galaxies (2017)

Sebetulnya saya jarang mendengarkan album sampler yang merupakan kompilasi dari sebuah penerbit. Tapi Album yang sampai ke meja saya ini cukup menarik hingga saya tidak ingin melewatkannya begitu saja.
Album ini berjudul Far Beyond New Galaxies dan dikeluarkan oleh Aumega Project, sebuah perusahaan jerman yang menspesialisasikan pada musik-musik atmosferik, krautrock dan raga-rock seperti album yang dapat diunduh gratis ini dari bandcamp.
Ada 16 artist didalam album ini yang membawakan lagu-lagu dengan durasi bervariasi mulai dari sependek 2 menit hingga lebih dari 10 menit. Genre nya juga bervariasi sebenarnya, beberapa lagu lebih mirip fusion dengan elemen musik etnis yang membius, tapi beberapa juga memainkan musik ambient yang apik. Hampir semua nama artist ini baru saya dengar, tapi sepertinya mereka sudah cukup malang melintang didunia musik. Tapi paling tidak album sampler seperti ini membuka jalan agar dunia mengenal mereka dengan lebih baik. 


Studio Album - Compilation
Released 2017

Songs / Tracks Listing

1. Gabe Knox - Cosmic Debris 10:07
2. The Sun's Evil Twin - Infinite Loop 10:00
3. Nuvem Leopardo - Revolução Interior 04:04
4. Damo Naimad - Teccc 333 02:44
5. Patrick Wiklacz - Noël 05:12
6. Mayan Ruins - Dwellers 07:24
7. Mike Häfliger feat. Martin "Punk" Zaugg - Wäutruumschnoder 09:10
8. Guerra despues de la fiesta G.D.D.L.F - Confusión#1 04:09
9. Undone - Take This Coin 05:14
10. Harald Gramberg - Nachtgedanken 06:06
11. Rewilding - Pueblo Bonita 07:35
12. Ars Caelum - Iridium Flares 04:04
13. Sami Jokinen - Datura 03:12
14. Vintage Cucumber - Elefantentraum 12:36
15. Connected View - Fossil Bay II 04:38
16. Dazed Sun Lemonade - Head Blues 09:03

Releases information
Compiled by Aumega Project

Wobbler - From Silence To Somewhere (2017)

Wobbler adalah veteran symphonic prog dari Norway. Dibentuk tahun 1999 di sebuah kota bernama Hoefoss, group ini terdiri dari Lars Fredrik Froislie yang juga anggota group symphonic prog White Willow, Kristian Karl Hulgren, Martin Keneppen, Morten Eriksen dan Tony Johannessen. Sejauh ini mereka sudah merilis 4 studio album yang semuanya sangat baik dan ber-rating tinggi.
Album ke empat yang berjudul From Silence To Somewhere ini baru saja dirilis dan berkisah tentang siklus kehidupan, dan tak kalah dengan album mereka sebelumnya. Hanya berisi 4 lagu, 3 dengan durasi yang panjang dan disi dengan vokal serta musik yang indah, sedangkan 1 lagu lagi adalah lagu instrumental yang tidak kalah cantiknya. Lagu utama yang berjudul sama dengan nama albumnya mempunyai durasi hingga 20 menit. Sebuah lagu tentunya akan jadi epik, terbagi dalam beberapa bagian atau gerakan layaknya sebuah lagu symphonic prog. Ada bagian yang keras tapi juga banyak bagian yang lembut dengan petikan gitar yang melodius. Favorit saya sebenarnya adalah lagu terakhir yang berjudul Foxlight. Banyak sekali elemen prog 70an yang diberikan Wobbler. Walaupun banyak juga sepertinya pertanyaan yang ingin Wobbler ajukan, tapi entah pada siapa. Mungkin sebenarnya kita yang mesti menjawabnya.... hahahaha 


Studio Album, released in 2017

Songs / Tracks Listing
1. From Silence to Somewhere
2. Rendered in Shades of Green
3. Fermented Hours
4. Foxlight

Line-up / Musicians
Lars Fredrik Frøislie / keyboards, backing vocals
Kristian Karl Hultgren / bass, bass clarinet, bass pedals
Martin Nordrum Kneppen / drums, percussion, recorder
Andreas Wettergreen Strømman Prestmo / vocals, guitar, glockenspiel, percussion
Geir Marius Bergom Halleland / lead guitar, backing vocals


Releases information
Label: Karisma Records
Format: CD, Digital, Vinyl
October 20, 2017

Sinkronisasi: Dave Sinclair

Dave Sinclair adalah seorang bintang prog serba bisa. Ia adalah composer, penyanyi dan keyboardist yang mendirikan pelopor aliran Canterb...