Album terbaru Magnesis yang berjudul Pres En Bulle ini hanya berisi 1 lagu berjudul sama yang terbagi dalam 2 bagian. Setiap bagian berdurasi panjang lebih dari 20 menitan. Sebagian besar lagu adalah instrumental epik yang walaupun panjang tidak terasa membosankan. Bercerita tentang sebuah perjalanan delusional meloncati berbagai kenang-kenangan. Kita diajak berjalan-jalan di suasana pedesaan perancis menjelang musim dingin. Pada bagian pertama kita mengujungi sebuah pertanian dan menikmati berbagai kegiatan yang rutin dilakukan. Bangun pagi dengan secangkir kopi. Ada burung-burung kecil berceloteh, ada lenguhan sapi perahan, ada melodi yang riang, tapi terkadang menina-bobokan, tak pernah sekalipun membosankan. Vokal hanya sedikit sekali dan memang menjadi tak penting. Ide-ide lebih lancar mengalir tanpa narasi yang memang tak diperlukan. pada bagian kedua kita diajak mengikuti kegiatan yang lebih menantang, berburu, menelusuri gua, mencari jamur dan lain sebagainya. Kita diperkenalkan pada sisi gelap yang lebih dingin, misterius. Melodi jadi terasa melankolis dan lebih berjarak tapi bass dan drum terasa memikat dengan pesona yang memabukkan.
Magnesis didirikan pada tahun 1987 oleh dua sahabat sekolah: Eric Tillerot dan Frederiuc Przybyl (...susah banget namanya, hehe). Magnesis sudah menghasilakan 9 album studio. Group ini digolongkan neoprog, tetapi album bagus terakhir ini menurut saya lebih symphonic daripada neo.
Studio Album, released in 2017
Songs / Tracks Listing
1. Prés En Bulles (Pt.1) (21:56)
2. Prés En Bulles (Pt.2) (27:12)
Total Time 49:08
Line-up / Musicians
- Steven Codfert / guitars
- Jean-Pierre Matelot / keyboards
- Denis Codfert / drums
- Maxime Formey / bass
- Eric Tillerot / vocals
Releases information
Label: Musea Parallèle (MP 3333)
Format: CD, Digital
October 11, 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar